kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Manisnya Usaha Madu Lokal yang Tembus Pasar Korsel dan Thailand


Jumat, 13 September 2024 / 20:21 WIB
Manisnya Usaha Madu Lokal yang Tembus Pasar Korsel dan Thailand
ILUSTRASI. Bisnis madu lokal Imago Raw Honey


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

Henry membeberkan beberapa yang membedakan produk madu buatannya dengan yang lain.

Pertama, Imago Raw Honey lebih menyasar kepada kalangan menengah atas mengingat kemasannya dibuat secara premium.

"Memang kita kemas eksklusif . Tapi market kita jelas bahwa kita menyesuaikan dengan kelas menengah ke atas, which is secara pendapatan mereka lebih stabil. Mereka lebih concern terhadap penampilan atau kemasan," katanya.

Kedua, Imago Raw Honey juga sudah memiliki izin yang lengkap, mulai dari uji lab, sertifikasi halal dan BPOM.

"Tidak banyak madu yang sudah mulai BPOM. Dan kami adalah salah satu yang sudah BPOM. Dan itu adalah menjadi nilai lebih kita bisa menawarkan," terang Henry.

Tidak sampai disitu, dirinya juga mengeluarkan varian madu yang jarang ditemukan dibisnis serupa. Misalnya varian madu dengan lemon segar bercampur rempah-rempah Indonesia. UMKM asal Bogor ini mengaku hanya menggunakan madu lokal dari petani lokal di Bogor dan Garut. 

"Jadi ini baru pertama di Indonesia, madu dengan lemon segar, jahe merah dan kayu manis. Jadi memang rempahnya itu segar, bukan rempah essen atau bubuk," katanya.

Berkat ketekunannya menjalankan bisnis madu lokal, Henry berhasil menggaet pasar domestik dan luar negeri. Untuk di pasar luar negeri, produknya sudah menembus padar Korea Selatan dan Thailand.

"Kami sudah masuk ke Korea Selatan, kemudian Thailand. Meskipun dalam kapasitas kecil di awal, tapi saat ini kita sedang proses untuk kapasitas besar. Dan produk-produk yang kami pasarkan di sana menggunakan brand Imago Raw Honey. Jadi ekspor kami ini bukan ekspor komoditi, bukan ekspor yang hanya menjual madu mentah," imbuh Henry.

Tak tanggung-tanggung, setiap bulannya Henry bisa menghasilkan omzet di kisaran Rp 150 juta hingga Rp 300 juta, meskipun angkanya masih fluktuatif.

"Market kita tuh sebetulnya lebih besar di korporat, terutama di hampers new years dan lebaran," katanya. 

Ke depannya, Henry ingin memperluas pasar produknya ke beberapa negara, khususnya pasar Asia.

Tak hanya itu, pihaknya juga tengah membuka keran investasi dengan perusahaan asal Korea Selatan untuk mendirikan Imago Edu Farmi dan Smart Farming sebagai pusat edukasi dan pusat budidaya lebah. Harapannya ini bisa terlaksana pada tahun depan.

"Saat ini kami sedang kerjasama dengan salah satu tempat di Kebun Raya Bogor untuk lokasinya. Dan kita harapkan di tahun 2025 ini kita akan mulai launching," pungkasnya.

Selanjutnya: Ini Tanggapan AAJI Soal Implementasi PSAK 117 untuk Perusahaan Asuransi

Menarik Dibaca: Napindo Gelar Indo Security, Indo Firex, dan IISMEX 2024 Expo & Forum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×