kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Manisnya Usaha Madu Lokal yang Tembus Pasar Korsel dan Thailand


Jumat, 13 September 2024 / 20:21 WIB
Manisnya Usaha Madu Lokal yang Tembus Pasar Korsel dan Thailand
ILUSTRASI. Bisnis?madu lokal Imago Raw Honey


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha madu lokal bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Bahkan, apabila dilakukan secara tekun bisnis usaha ini bisa menembus pasar ekspor.

Manisnya bisnis madu lokal ini telah dirasakan Henry Hidayat, founder dari usaha Imago Raw Honey. Keputusannya  untuk menjalankan bisnis tersebut telah berbuah manis akibat kegemarannya yang mengonsumsi madu.

Henry bercerita, sebelum terjun menjalankan bisnis Imago Raw Honey, Ia dan istiranya hanya bekerja di dunia event organizer (EO) pada tahun 2018.  Saat menjadi EO, dirinya menerima tawaran dari perusahaan untuk memenuhi kebutuhan merchandise.

Baca Juga: 5 Obat Herbal Asam Lambung yang Bisa Dilirik

"Dari usaha EO inilah salah satu klien kami ini meminta dicarikan souvernir yang unik. Akhirnya kami berpikir kenapa kita tidak memperkenalkan madu nusantara sebagai souvenir perusahaan. Karena kebetulan kami juga penggemar madu," ujar Henry kepada Kontan.co.id, Jumat (13/9).

Nah, memasuki tahun 2019, Henry bersama sang istri memutuskan untuk serius menekuni penjualan madu nusantara  sebagai souvenir atau buah tangan selepas gelaran acara.

Dari situlah terbangun usaha Imago Raw Honey yang masih eksis hingga saat ini.

Bahkan, saat berdirinya Imago Raw Honey, dirinya sudah ditunjuk oleh Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan untuk memenuhi official souvenir Wonderful Indonesia.

"Jadi waktu itu langsung mereka beli sekitar 2.000 pcs. Jadi itu yang ngeboosting kami," katanya.

Baca Juga: 9 Minuman yang Efektif dan Aman untuk Obati Asam Lambung

Setahun setelahnya bisnis Imago Raw Honey diterjang Covid-19. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan kegiatan sehingga permintaan produknya mengalami penurunan.

Namun dari situlah dirinya mengubah konsep bisnisnya dari business to business (B2B) menjadi business to consumer (B2C).

"Semua pelanggan kami yang sudah confirm sampai akhir tahun 2020 itu cancel, karena kan gak ada kegiatan, semua dibatasi. Akhirnya selama sebulan kami mulai berpikir bahwa kami harus shifting bisnis dari B2B ke B2C," kata Henry.

Namun pandemi tidak selalu menjadi bencana. Berkat pandemi, dirinya mengeluarkan produk I Tox yang saat ini menjadi best seller. Produk I Tox ini merupakan produk madu yang dicampur lemon segar, jahe merah dan kayu manis. 

Baca Juga: Memburu Cuan dari Budidaya Lebah Madu Asia

Henry membeberkan beberapa yang membedakan produk madu buatannya dengan yang lain.

Pertama, Imago Raw Honey lebih menyasar kepada kalangan menengah atas mengingat kemasannya dibuat secara premium.

"Memang kita kemas eksklusif . Tapi market kita jelas bahwa kita menyesuaikan dengan kelas menengah ke atas, which is secara pendapatan mereka lebih stabil. Mereka lebih concern terhadap penampilan atau kemasan," katanya.

Kedua, Imago Raw Honey juga sudah memiliki izin yang lengkap, mulai dari uji lab, sertifikasi halal dan BPOM.

"Tidak banyak madu yang sudah mulai BPOM. Dan kami adalah salah satu yang sudah BPOM. Dan itu adalah menjadi nilai lebih kita bisa menawarkan," terang Henry.

Tidak sampai disitu, dirinya juga mengeluarkan varian madu yang jarang ditemukan dibisnis serupa. Misalnya varian madu dengan lemon segar bercampur rempah-rempah Indonesia. UMKM asal Bogor ini mengaku hanya menggunakan madu lokal dari petani lokal di Bogor dan Garut. 

"Jadi ini baru pertama di Indonesia, madu dengan lemon segar, jahe merah dan kayu manis. Jadi memang rempahnya itu segar, bukan rempah essen atau bubuk," katanya.

Berkat ketekunannya menjalankan bisnis madu lokal, Henry berhasil menggaet pasar domestik dan luar negeri. Untuk di pasar luar negeri, produknya sudah menembus padar Korea Selatan dan Thailand.

"Kami sudah masuk ke Korea Selatan, kemudian Thailand. Meskipun dalam kapasitas kecil di awal, tapi saat ini kita sedang proses untuk kapasitas besar. Dan produk-produk yang kami pasarkan di sana menggunakan brand Imago Raw Honey. Jadi ekspor kami ini bukan ekspor komoditi, bukan ekspor yang hanya menjual madu mentah," imbuh Henry.

Tak tanggung-tanggung, setiap bulannya Henry bisa menghasilkan omzet di kisaran Rp 150 juta hingga Rp 300 juta, meskipun angkanya masih fluktuatif.

"Market kita tuh sebetulnya lebih besar di korporat, terutama di hampers new years dan lebaran," katanya. 

Ke depannya, Henry ingin memperluas pasar produknya ke beberapa negara, khususnya pasar Asia.

Tak hanya itu, pihaknya juga tengah membuka keran investasi dengan perusahaan asal Korea Selatan untuk mendirikan Imago Edu Farmi dan Smart Farming sebagai pusat edukasi dan pusat budidaya lebah. Harapannya ini bisa terlaksana pada tahun depan.

"Saat ini kami sedang kerjasama dengan salah satu tempat di Kebun Raya Bogor untuk lokasinya. Dan kita harapkan di tahun 2025 ini kita akan mulai launching," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×