Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan jalan tol terus marak dilakukan di dalam negeri. Beberapa jalan tol bahkan ditargetkan sudah bisa beroperasi di akhir tahun 2019.
Proyek jalan tol Jakarta Cikampek II Elevated misalnya, dikabarkan sudah bisa beroperasi pada Natal dan tahun baru 2019 mendatang. Pun beberapa ruas jalan tol lain seperti ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dikabarkan akan sudah bisa beroperasi pada awal November 2019 nanti.
Kehadiran ruas-ruas tol baru ini agaknya juga berdampak pada penjualan bus. Ketua umum Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), Sommy Lumadjeng mengatakan bahwa kehadiran ruas jalan tol baru berpotensi mendorong kenaikan angka permintaan bus.
Baca Juga: Pembiayaan MTF per Agustus ditopang segmen pembiayaan komersil
“Saya rasa prospek (penjualan bus) ke depannya akan lebih baik karena, moda transportasi darat pasti menjadi lebih menarik dan dapat memberikan rakyat Indonesia alternatif transportasi yang kompetitif, terutama di daerah yang telah dibangun jalan tol,” ujar Sommy kepada Kontan.co.id (27/9).
Sommy mengatakan bahwa perkembangan yang serupa juga pernah terjadi pada tahun 2017 lalu. Menjelang beroperasinya ruas tol Pantura, beberapa perusahaan otobus (PO) bahkan melakukan pembelian bus tingkat (double decker) yang memiliki harga cukup mahal, yakni di kisaran Rp 3,5 miliar hingga Rp 4 miliar.
Meskipun demikian, Sommy mengaku belum bisa berasumsi untuk memprediksi seberapa besar kenaikan penjualan yang ditimbulkan. Menurut Sommy, besar kecilnya kenaiakan permintaan yang ditimbulkan tidak hanya bergantung pada kehadiran tol baru saja, akan tetapi juga didorong oleh faktor-faktor lainnya.
Baca Juga: Industri bus belum rasakan dampak positif pembangunan infrastruktur
Selain itu, Sommy juga menambahkan bahwa seandainya terjadi kenaikan sekalipun, kemungkinan besar kenaikannya masih belum bisa mensubstitusi perlambatan penjualan yang terjadi pada semester I 2019. “belum bisa secepat dan se-instan itu pulihnya,” tutur Sommy kepada Kontan.co.id.
Namun demikian, Sommy mengaku optimis bahwa kebutuhan moda transportasi bus akan berkembang semakin baik ke depannya, terutama dengan adanya kenaikan harga tarif tiket pesawat yang cukup signifikan.
Pandangan yang serupa juga dijumpai di kalangan Agen Pemegang Merk (APM). General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril mengatakan kehadiran tol memang bisa berdampak baik bagi penjualan bus jenis microbus.
Menurut Attias, pertambahan jalan tol dapat memperpendek waktu tempuh perjalanan. Hal ini akan menyebabkan semakin banyaknya daerah-daerah obyek wisata yang dapat dijangkau dalam waktu pendek. “Kondisi ini akan mendorong peningkatan kebutuhan microbus,” terang Asril kepada Kontan.co.id (29/9).
Baca Juga: Bebas ganjil genap, sederet artis dan pejabat antre beli Tesla Model 3
Maklum saja, sebagian besar penjualan microbus IAMI memang menyasar segmen pasar dari sektor pariwisata. Berdasarkan keterangan Attias, segmen pasar dari sektor pariwisata memiliki kontribusi sebanyak 70%-75% dalam penjualan microbus IAMI.
Meski begitu, Attias mengaku belum bisa memprediksi seberapa besar kenaikan permintaan yang ditimbulkan. Menurut Attias, selain dipengaruhi ketersediaan jaringan infrastruktur, angka permintaan microbus IAMI juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti misalnya perkembangan industri pariwisata. Da
lam menyambut peluang tersebut, Attias mengatakan bahwa IAMI akan fokus menggarap segmen pasar dari sektor pariwisata dan terus memperkuat layanan aftersales.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News