kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Martina Berto produksi cotton bud


Rabu, 22 Oktober 2014 / 07:30 WIB
Martina Berto produksi cotton bud


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. PT Martina Berto Tbk terus memperluas cakupan produk. Tak jauh-jauh dari bisnis utama yakni produk kecantikan, perusahaan itu berencana memproduksi alat perlengkapan kecantikan yang menggunakan bahan baku kapas.

Martina Berto tak bekerja sendiri tapi berencana menggandeng perusahaan lokal yang saat ini masih dirahasikan identitasnya. "Rencananya dengan proses kerjasama ini, kami akan memproduksi perlengkapan kosmetik berbahan dasar kapas, termasuk di dalamnya cotton buds," jelas Desril Muchtar, Corporate Secretary Martina Berto ke KONTAN, Selasa (21/10).

Lantaran mengaku masih dalam tahap persiapan, perusahaan itu belum bisa membeberkan target realisasi produksinya. Yang pasti, perusahaan itu akan mengalokasikan anggaran Rp 21 miliar untuk mewujudkan rencana itu.

Sejatinya bukan cuma rencana produksi alat perlengkapan kosmetik berbahan dasar kapas saja yang belum bisa dipastikan waktu realisasinya. Martina Berto juga belum bisa memastikan target beroperasi pabrik jamu mereka, yang menelan biaya investasi sekitar Rp 20 miliar.

Semula, Bryan David Emil, Direktur Utama Martina Berto mengatakan, pembangunan pabrik jamu anyar yang terletak di Cikarang Jawa Barat, bisa rampung Oktober atau November 2014 ini. Martina Berto merencanakan kapasitas produksi pabrik itu mencapai 259 ton jamu per bulan.

Apa lacur, impian tak semudah kenyataan. Rupanya perusahan berkode MBTO di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengaku masih terganjal proses perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Dus, peresmian pabrik itu bakal molor dari jadwal yang sudah ditetapkan. "Peresmian pabrik itu belum tahu kapan, semua tergantung izin BPOM," terang Desril.

Aneka tantangan

Tak cuma masih ada kendala dalam merealisasikan ekspansi tahun ini, Martina Berto juga memproyeksi bakal tak mudah mengejar target kinerja tahun ini. Secara terang-terangan perusahaan itu menyebut tak bisa memastikan pencapaian target. Perusahaan itu masih harus menunggu kinerjanya di kuartal III dan IV ini.

Paling tidak ada tiga hal yang membikin perusahaan itu ragu mencapai target tahun. Pertama, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Kondisi itu  sangat mempengaruhi kinerja Martina Berto karena harga bahan baku intermediate atau bahan baku yang dipakai di bagian tengah dari seluruh proses produksi, mengikuti kurs dollar AS. 

Meskipun, perusahaan itu sebenarnya memenuhi kebutuhan bahan baku intermediate itu dari pemasok lokal. Contoh bahan baku intermediate  seperti aneka krim dan pewarna kosmetika.

Kedua, kenaikan tarif dasar listrik akan berlaku secara bertahap. Ketiga, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang kemungkinan akan terjadi pada 1 November 2014 nanti.

Di sisi lain, Martina Berto menyatakan tak bisa serta-merta mengompensasi tiga risiko itu dengan menaikkan harga. Alasannya, perusahaan itu sudah dua kali menaikkan harga tahun ini. Total, perusahaan itu sudah mengerek harga jual 10%-15% tahun ini.

Desril beralasan, "Memang kami menyasar segmen menengah yang tidak terpengaruh harga, tapi ketika kompetitor melakukan promosi ini dan itu, bisa saja konsumen memilih produk lain."

Padahal tahun ini Martina Berto menginginkan pertumbuhan penjualan 10%. Jika penjualan 2013 adalah Rp 641,28 miliar, berarti bidikan penjualan 2014 adalah Rp 705,41 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×