Reporter: Lili Sunardi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pertumbuhan yang pesat di bidang infrastruktur dan pembangunan komersial mendorong Reichle & De-Massari (R&M), perusahaan penyedia passive cabling solutions, memasarkan produknya di Indonesia. Penggunaan kabel PVC di setiap gedung dan sistem jaringan di Indonesia, menjadi pasar tersendiri bagi R&M untuk memasarkan produk kabel low smoke zero halogen (LSZH) yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Laurent Amestoy, Executive Vice President APAC R&M, R&M pun mengeluarkan dana investasi senilai US$ 200 juta di Indonesia dan menunjuk PT Data Global Komukatama sebagai distributor resmi di Indonesia. Melalui langkah tersebut, R&M menargetkan mampu meraih 10% pasar cabling solutions yang ada di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
“Di tahun pertama, kami menyasar perusahaan data center, telekomunikasi, dan bandar udara untuk menggunakan kabel LSZH. Selain itu, kami juga berharap semua gedung di Indonesia akan mulai mengganti infrastruktur kabel PVC-nya dengan kabel LSZH yang lebih ramah lingkungan,” katanya di Jakarta, Rabu (21/3).
Secara keseluruhan, R&M sendiri berhasil membukukan penjualan sebesar CHF 189,4 juta dan menguasai 66% pasar cabling solutions di dunia. Dengan masuknya produk R&M di Indonesia, Laurent pun berharap penjualannya di Indonesia dapat berkontribusi setidaknya 5% pada pendapatan R&M secara keseluruhan di 2012.
Sementara itu, Roby Lauwrence, Manajer Bisnis PT Data Global Komukatama (DGK) menjelaskan, pihaknya telah mengeluarkan dana senilai Rp 10 miliar untuk memasukkan produk R&M ke Indonesia. Dana tersebut digunakan untuk menyiapkan suplai produk R&M di Indonesia yang didatangkan dari gudang di Singapura.
“Produk R&M sudah ada di gudang kita sejak Januari 2012. Semuanya diproduksi di Swiss dan kita mengimpornya dari gudang R&M di Singapura,” katanya.
Sebagai strategi bisnis, DGK akan menggunakan strategi pendampingan sehingga dapat mempercepat pemasaran produk R&M. “Kami akan berikan pendampingan bagi pelanggan kami. Kami juga akan buatkan desain jaringan kabel yang cocok untuk pelanggan dan kami hanya akan mengambil biaya 3% dari harga produk yang dijual untuk pendampingan itu,” ungkapnya.
Roby menargetkan, pasca menjadi distributor resmi R&M, pendapatan DGK tahun ini akan tumbuh sekitar 30% dibanding 2011. Di sepanjang tahun lalu, DGK memperoleh pendapatan sekitar Rp 80 miliar dari kerjasamanya memasarkan produk Alied Telesis, Alcatel-Lucent, Watch Guard, Plus&More, dan CCSI.
Sementara, untuk penjualan produk R&M sendiri, Roby menargetkan dapat memperoleh pendapatan hingga US$ 5 juta di 2012. DGK sendiri merupakan perusahaan yang fokus di bidang distribusi produk jaringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News