Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Blok Natuna D-Alpha berpeluang dikembangkan pasca memasuki tahapan Joint Study.
Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto mengatakan, proses joint study wilayah kerja (WK) Natuna D-Alpha telah dilakukan sejak April 2024. Pelaksanaan joint study ini pun mengindikasikan sudah adanya calon Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang berminat mengelola blok migas tersebut.
"WK Natuna D-Alpha masih proses joint study sejak April lalu artinya kandidat KKKS-nya ada, tapi kita tunggu proses joint study nya selesai dulu nanti," kata Ariana kepada Kontan, Senin (22/7).
Baca Juga: Kerek Produksi, Kementerian ESDM Minta KKKS Migas Segera Garap WK Potensial Idle
Meski demikian, Ariana belum bisa merinci siapa calon KKKS tersebut.
Sebelumnya, blok migas yang terletak sekitar 250 km dari Kepulauan Natuna ini dikembalikan ke Pemerintah Indonesia oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada 2022 lalu.
Pengembangan Blok dengan cadangan diperkirakan sebesar 46 triliun kaki kubik ini menghadapi tantangan dimana 70% cadangan gasnya berisi CO2. Jadi, diperlukan teknologi canggih untuk penghilangan, pembuangan, dan penyimpanan karbon dioksida karena CO2 tidak bisa dibuang sembarangan.
Blok Natuna D-Alpha pun kemudian ditawarkan dalam lelang reguler Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) 2023. Sayangnya, blok ini terhitung sepi peminat.
Selanjutnya, Blok Natuna D-Alpha bersama sejumlah blok migas lain pun ditetapkan sebagai WK available dimana Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang berminat dapat mengusulkan pengelolaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News