Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - NGAWI. PT Maxxi Tani Teknologi perusahaan yang bergerak di bidang digitalisasi proses pertanian menargetkan di sepanjang 2022 dapat bekerja sama dengan 100.000 petani di Jawa Timur dengan total area 30.000 hektar (ha). Saat ini, Maxxi Tani telah merangkul kurang lebih 9.000 hingga 10.000 mitra petani yang tergabung dalam ekosistem atau platform Maxxi Tani Teknologi.
Sistem kemitraan Maxxi Tani telah dilakukan di Jawa Timur sejak tahun 2021 dan saat ini telah dilaksanakan di 17 kabupaten. Founder dan CEO Maxxi Tani Teknologi, Nicholas Taniadi mengatakan saat ini mitra yang sudah bergabung dengan Maxxi Tani Teknologi didominasi dari petani padi dan sebagian kecil dari petani jagung.
Nicholas mengungkapkan, dari pengalaman para petani yang telah ikut di dalam kemitraan Maxxi Tani mendapatkan keuntungan antara lain pembiayaan, penghematan biaya budidaya sekitar 10%, dan peningkatan produksi sebesar 20%.
Baca Juga: Bisi International (BISI) targetkan pendapatan tumbuh 20% pada tahun ini
“Perusahaan yang memiliki visi menyediakan teknologi untuk petani, hadir di tengah masyarakat petani dengan menyediakan akses untuk teknologi dan pembiayaan,” kata Nicholas, Minggu (24/4).
Adapun untuk teknologi, pihaknya bersinergi dengan sister company PT Corin Mulia Gemilang, perusahaan penyedia alat dan mesin pertanian (alsintan) dengan merk Maxxi. Beberapa teknologi yang disediakan merupakan set komplet alsintan seperti traktor, benih padi bersertifikat, penanaman dengan rice transplanter, pestisida serta penyemprotannya dengan drone, dan akhirnya panen dengan menggunakan combine harvester.
Kabar terkini, Maxxi Tani digandeng oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Program Percepatan Tanam Guna Mencapai IP 400 dan Meningkatkan Produksi Padi di Jawa Timur.
Baca Juga: Mengejar Target Produksi Pangan Tahun 2023
Sebagai informasi, IP400 atau singkatan dari Indeks Pertanaman 400 merupakan merupakan pilihan yang menjanjikan guna meningkatkan produksi padi nasional tanpa memerlukan tambahan fasilitas irigasi dan pembukaan lahan baru. Konsepnya adalah dalam satu tahun di hamparan sawah yang memiliki irigasi sepanjang tahun, dapat ditanami padi selama empat kali.
Untuk bisa mencapai target IP400 ini, Nicholas mengatakan, salah satu faktor pendukungnya ialah bantuan teknologi sehingga lahan dapat digarap dengan maksimal.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Jawa Timur merupakan provinsi utama penghasil produksi padi nasional. Di tahun 2021 total penanaman padi mencapai 1,74 juta hektare, dengan jumlah produksi sebesar 9,90 juta ton.
Baca Juga: Kerek Target Produksi Pangan pada 2023, Begini Strategi Kementan
Dalam rangka meningkatkan produksi padi, pemerintah provinsi Jawa Timur melakukan percepatan tanam untuk mencapai IP 400. Kabupaten Ngawi adalah sentra produksi padi di Jawa Timur dengan luas areal penanaman seluas 146.816 hektare dengan hasil produksi 902.817 ton gabah kering giling (GKG) per tahun.
“Pentingnya percepatan tanam ini mengingat Jawa Timur merupakan penyuplai 16 provinsi lain di Indonesia Timur. Jawa Timur selama dua tahun terakhir juga berhasil menjadi penghasil padi nomer satu di Indonesia,” kata Khofifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News