Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki usia ke-45 tahun, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) atau MedcoEnergi kian agresif memperkuat portofolio migas dan energi rendah karbon.
Berawal sebagai perusahaan pengeboran pada 1980, MedcoEnergi kini menjadi grup energi yang menggarap migas, ketenagalistrikan berbasis energi terbarukan, serta pertambangan tembaga dan emas.
Sepanjang tahun ini, MedcoEnergi merampungkan pengembangan lapangan migas Forel dan Terubuk di South Natuna Sea Block B. MedcoEnergi juga menuntaskan akuisisi 24% participating interest (PI) Corridor PSC dari Repsol E&P S.à r.l., serta mengambil alih 45% PI sekaligus hak operatorship di Sakakemang PSC. Ekspansi tersebut memperluas pijakan Perseroan di Sumatera bagian selatan yang sebelumnya mencakup blok Rimau, South Sumatra, Lematang, dan Corridor.
“Kami bersyukur dan bangga dapat berkiprah selama 45 tahun dan terus berkontribusi bagi kemandirian energi Indonesia. Penguatan portofolio migas dan ketenagalistrikan menjadi fondasi bagi pertumbuhan energi yang berkelanjutan,” ujar Amri Siahaan, Direktur & Chief Administrative Officer MedcoEnergi, dalam keterangan resmi, Sabtu (16/11).
Baca Juga: Industri Farmasi Khawatir: Stop Impor Garam Ancam Obat 2025
Di sisi keberlanjutan, Medco E&P mencatat penurunan emisi gas rumah kaca lebih dari 1,5 juta ton CO?e dibandingkan tahun dasar 2019. Penurunan tersebut berasal dari efisiensi operasi dan program dekarbonisasi yang terus diperluas.
“Kami memperkuat portofolio migas nasional dengan proyek bernilai tinggi dan sekaligus mempercepat pengembangan energi rendah karbon," ujarnya.
Lewat anak usaha PT Medco Power Indonesia, perusahaan juga menggarap energi bersih. Tahun ini Medco Power merampungkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya East Bali berkapasitas 25 MWp serta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ijen Tahap I sebesar 35 MW yang mulai beroperasi pada kuartal I 2025. Kedua proyek yang diresmikan Presiden RI itu menandai komitmen MedcoEnergi untuk memperluas bauran energi rendah karbon nasional.
Medco Power menambah pasokan listrik sistem Batam–Bintan sebesar 39 MW melalui pengoperasian pembangkit Combined Cycle (CCPP) Add-On di Tanjung Uncang pada November 2025.
“Potensi energi bersih Indonesia sangat besar. Kami percaya kolaborasi lintas sektor merupakan kunci,” ujar Eka Satria, Presiden Direktur Medco Power Indonesia.
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Heru Setyadi menekankan pentingnya sinergi antara regulator, pelaku industri, dan media dalam menjaga kepercayaan publik. SKK Migas mencatat, investasi hulu migas semester I 2025 mencapai sekitar US$ 7,2 miliar, tumbuh hampir 29% year-on-year.
Baca Juga: Porsi DMO Batubara Bakal Naik Lebih dari 25%, Harga US$ 70 per Ton Perlu Dievaluasi?
Selanjutnya: Produksi Batubara Berpotensi Turun di 2026, Begini Strategi Bukit Asam (PTBA)
Menarik Dibaca: Apakah Timun Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi atau Tidak? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













