Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) berencana menaruh investasi pada aset eksisting mereka melalui skema recycle.
Ditemui dalam paparan publik, Head of Corporate Finance & Investor Relations MMLP, Asa Nisi Siahaan menjelaskan, jika recycle merupakan bentuk investasi ulang pada aset perusahaan. Hasil pendapatan dari strategi ini, nantinya akan dialirkan untuk mendanai proyek baru mereka.
Baca Juga: Mega Manunggal Property dapat berkah dari pekembangan e-commerce
“Jadi kita mau menciptakan ekosistem untuk efisiensi kapital melalui strategi ini. Di tahap awal, ada 4 aset yang akan kami monetisasi. Total valuasi dari aset tersebut mencapai Rp 2 triliun," jelas Asa saat ditemui di Jakarta Timur, Jumat (20/12).
Aset yang akan di monetisasi tersebut adalah Gudang Unilever Mega DC, Li & Fung Warehouse, Intirub Business Park, dan Selayar Warehouse. Semua aset tersebut berada di kawasan MM2100, Bekasi.
Selain kawasan MM2100, emiten penyedia jasa gudang penyimpanan tersebut memiliki total 9 aset yang tersebar di daerah lain, yakni Delta Silicon III di Cikarang, lalu Intirub Business Park di Halim Cililitan, Warehouse Block AE, Warehouse Lazada di Depok, Cibatu Warehouse di Jababeka, dan Cileungsi Warehouse di Cileungsi.
Baca Juga: Tahun ini Mega Manunggal Property (MMLP) bersiap menambah gudang baru
Menilik laporan keuangan perseroan per September 2019, perusahaan yang berdiri sejak 2010 ini mengantongi peningkatan pendapatan dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk.
Pendapatan meningkat 11,30% di angka Rp245,02 miliar dari Rp220,13 miliar pada kuartal III 2018. Adapun laba bersih yang diatribusikan melesat 61% menjadi Rp124,67 miliar dari hanya Rp77,42 miliar.
Peningkatan ini dikontribusikan oleh Warehouse Block AE yang terisi penuh serta meningkatnya okupansi warehouse Cileungsi Warehouse menjadi 37%. Pada periode yang sama tahun lalu, okupansi Cileungsi Warehouse hanya 28%.
Baca Juga: Kualitas udara di Sumatera Selatan memburuk, sekolah diliburkan
“Pada tahun lalu ada dua gudang yang deliver, tapi setengah tahun. Jadi pendapatannya hanya setengah tahun. Nah tahun ini bisa full,” lanjut Asa.
Selain itu, di tahun ini juga ada beberapa gudang yang mengalami kenaikan biaya rental atau penyewaan. Asa memaparkan hal tersebut jugalah yang membantu mendorong pertumbuhan EBITDA di tahun 2019 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News