Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTa. PT Metrodata Electronics Tbk berencana masuk lini bisnis baru, yakni perakitan telepon seluler (ponsel) pintar atawa smartphone. Itu adalah strategi mereka menghadapi pemberlakukan aturan wajib tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) bagi ponsel 4G pada tahun 2017 mendatang.
Berbekal pabrik perakitan itu, Metrodata berharap bisnis penjualan smartphone mereka tetap lancar tatkala aturan wajib TKDN berlaku. "Jadi ketentuan baru pemerintah kan, kalau enggak salah mengharuskan impor 4G terurai dan dirakit di dalam negeri," ujar Randy Kartadinata, Direktur Keuangan PT Metrodata Electronics Tbk kepada KONTAN, Minggu (27/3).
Metrodara akan menjalankan bisnis perakitan ponsel melalui PT Synnex Metrodata Technology and Services. Ini adalah perusahaan patungan antara Metrodata, perusahaan asal Taiwan bernama King's Eye Invesments Limited dan PT Synnex Metrodata Indonesia.
Patut dicatat, Synnex Metrodata Indonesia sendiri adalah perusahaan patungan antara Metrodata dan King's Eye Invesments. Masing-masing perusahaan mengempit saham 50%.
Dengan kata lain, Metrodata dan King's Eye Invesments bekerjasama dengan anak perusahaan bersama, dalam membentuk Synnex Metrodata Technology and Services.
Pada tahap awal, Metrodata dan mitra bisnis akan membangun pabrik seluas 150 meter persegi (m²) – 200 m² di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pabrik itu terletak di lokasi yang sama dengan gudang Metrodata.
Manajemen Metrodata tak menampik ukuran pabriknya relatif kecil untuk ukuran fasilitas perakitan ponsel. Maklum, modal disetor awal untuk Synnex Metrodata Technology juga tak besar, yakni Rp 5 miliar. "Kecil dulu, nanti kalau perlu diperluas, ya kami perluas lagi," kata Randy.
Sembari menyiapkan pabrik perakitan anyar, Metrodata menyusun dua strategi lain. Strategi pertama, melanjutkan diversifikasi produk smartphone dan komputer gim. Perusahaan berkode MTDL di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengaku penjualan kedua produk tadi naik 12%. Namun mereka tidak membeberkan berapa nilai penjualan yang dimaksud.
Mengintip laporan keuangan terakhir yang tersaji di BEI, yakni per 30 September 2015, ada tiga pemasok dengan kontribusi lebih dari 10% terhadap pendapatan bersih perusahaan. Ketiganya yakni Asus Technology Pte. Ltd., PT Lenovo Indonesia dan PT Hewlett-Packard Indonesia.
Dari tiga pemasok itu, hanya kontribusi pendapatan dari Asus Technology dan Lenovo Indonesia yang mendaki. Sementara kontribusi pendapatan Hewlett-Packard justru susut. "Itu karena penjualan merek smartphone Asus dan Lenovo," terang Randy.
Kuartal I sepi
Strategi kedua, menyiapkan sistem penjualan online. Ini adalah upaya Metrodata memudahkan diler memesan barang.
Sepanjang tahun 2016 ini, Metrodata menargetkan pertumbuhan kinerja 5%-10%. Manajemen perusahaan menyatakan belum berani mematok target agresif meskipun mata uang Garuda mulai menguat tipis.
Sementara mengenai proyeksi kontribusi, Metrodata yakin bisnis distribusi masih menjadi penyumbang utama pendapatan hingga 75%. Disusul 20% dari bisnis solusi dan 5% disumbang bisnis jasa konsultasi.
Untuk memaksimalkan bisnis solusi, Metrodata berencana fokus menggarap pasar cloud computing segmen korporasi. Perusahaan ini juga terbilang jago di bisnis konsultasi, yakni konsultasi seputar keamanan data.
Boleh saja Metrodata menggantang asa, tapi perusahaan ini juga harus bersabar. Berdasar pengalaman selama ini, pasar teknologi informasi (TI) biasanya baru tumbuh signifikan pada kuartal IV. "Untuk industri, di kuartal I itu terendah karena banyak perusahan belum menetapkan budget," papar Randy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News