Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Kendati begitu, ADRO terus berupaya mempertahankan kinerja yang solid melalui model bisnis yang terintegrasi, mulai dari tambang batubara hingga pembangkit listrik.
“Model bisnis ini membantu perusahaan untuk tidak tergantung pada fluktuasi harga batubara,” kata dia, Minggu (5/4).
Baca Juga: Sudah terdiskon banyak, saatnya koleksi saham-saham emiten tambang batubara
Ia menyebut, ADRO memiliki beberapa anak usaha yang menjadi pilar utama seperti Adaro Mining, Adaro Service, Adaro Logistics, dan Adaro Power.
Ada juga empat anak usaha ADRO yang mengawal bisnis pendukung seperti Adaro Land, Adaro Wateer, Adaro Capital, dan Adaro Foundation.
Seluruh anak usaha ini terlibat dalam setiap rantai pasokan batubara. Alhasil, ADRO bisa lebih leluasa mengontrol biaya dan menjaga efisiensi.
Baca Juga: 11 emiten batubara ini mengalami penurunan laba bersih di 2019, siapa paling dalam?
Manajemen ADRO tetap optimistis dengan fundamental pasar batubara dalam beberapa tahun ke depan sekaligus terus berusaha mengeksekusi strategi perusahaan yang dirancang untuk bisnis yang berkelanjutan.
ADRO berupaya menjaga tingkat produksi batubara guna mengamankan cadangan batubara secara jangka panjang. Harapannya, cadangan batubara tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan.
“Di samping itu, kami juga fokus mengembangkan bisnis batubara kokas yang digunakan sebagai bahan bakar produksi baja,” ucap Febriati.
Sebagai catatan, ADRO memproduksi batubara kokas dari tambang Adaro Metcoal Companies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News