kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Melihat Potensi Industri Kelapa dan Kopra yang Luput dari Perhatian Pemerintah


Rabu, 08 November 2023 / 19:21 WIB
Melihat Potensi Industri Kelapa dan Kopra yang Luput dari Perhatian Pemerintah
ILUSTRASI. Petani membelah buah kelapa untuk diolah menjadi kopra di Desa Meuria Paloh, Lhokseumawe, Aceh, Senin (7/3/2022). Melihat Potensi Industri Kelapa dan Kopra yang Luput dari Perhatian Pemerintah.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri kelapa di Tanah Air disebut telah mengalami marginalisasi selama dua dekade terakhir. Sejauh ini, sejumlah upaya meningkatkan pamor industri kelapa belum berdampak signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan petani. 

Karena itu, Sudrajat, Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University ini mengusulkan agar fokus program berubah dari peningkatan produktivitas menjadi peningkatan kesejahteraan petani kelapa.

Peningkatan kesejahteraan petani, lanjut Sudrajat, harus mempertimbangkan stabilitas harga kelapa dan kopra, terutama di daerah-daerah sentra kelapa di daerah terpencil seperti Riau, Jambi, Sumsel, dan Maluku. 

"Petani di daerah ini tidak memiliki akses yang sama seperti petani kelapa di perkotaan untuk menjual hasil panen mereka. Kondisi ini mengakibatkan kesejahteraan petani kelapa menjadi terpinggirkan," ujarnya dalam keterangannya Rabu (8/11).

Baca Juga: Kebun Aren, Atraksi, dan Pilihan Usaha untuk Wisata Paska Pandemi

Selain itu, peremajaan kelapa juga perlu diperhatikan, mengingat sebagian besar pohon kelapa yang ada saat ini sudah tua. Masalah lain adalah kurangnya penyediaan benih yang berkualitas, karena kebun induk yang sebelumnya ada seperti di Sukabumi milik Kementan dan di Lampung milik PTPN telah tidak berfungsi.

Sudrajat mengatakan bahwa tidak ada upaya yang cukup dari pemerintah dalam hal penyediaan benih, bimbingan, dan penetrasi pasar, yang akhirnya membuat petani kelapa terpinggirkan. Kelapa sebagian besar dikelola oleh petani, sehingga perlu perhatian khusus terhadap kesejahteraan mereka.

Untuk mencapai peningkatan kesejahteraan petani, Sudrajat menyoroti pentingnya hilirisasi industri kelapa. Pemerintah perlu memberikan insentif kepada sektor swasta untuk membangun industri kelapa terpadu, yang akan membuka pasar bagi petani kelapa. Dengan semakin banyaknya industri terpadu, nilai tambah di dalam negeri akan meningkat.

Produktivitas rendah kelapa mengakibatkan daya saing yang rendah. Kunci untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan meningkatkan harga. Dengan menciptakan pasar yang baik, produk olahan kelapa Indonesia dapat bersaing secara global. Industri kelapa akan berkembang, dan petani akan mendapatkan harga yang layak, yang pada gilirannya akan mendorong peningkatan produktivitas.

Baca Juga: Sumber Tani Agung (STAA) Catat Kinerja POsitif hingga Kuartal III, Ini Pendorongnya

Pentahelix, yang melibatkan pengusaha, pemerintah, lembaga riset, petani, dan media, dianggap sebagai cara terbaik untuk mendorong perubahan ini. Pengusaha dapat membangun industri olahan terpadu, pemerintah dapat mengatur regulasi yang mendukung investor, lembaga riset dapat memberikan hasil riset untuk meningkatkan daya saing, petani sebagai produsen, dan media dapat terus menyampaikan potensi luar biasa kelapa ini.

Dalam sebuah diskusi pada peluncuran buku "Industri Kelapa Indonesia, Komoditi Leluhur yang Termarginalkan" yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan, Anwar M. Nur dari Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon, yang mewakili Dirjen Perkebunan, menyatakan bahwa Kementerian Pertanian berusaha meningkatkan produksi, produktivitas, dan daya saing kelapa, tetapi anggaran yang terbatas membatasi upaya ini.

Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro di Kementerian Perindustrian, menekankan pentingnya hilirisasi industri kelapa, yang dapat mencakup produk pangan dan non-pangan.

Jelfina C. Alouw, Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC), menekankan kontribusi kelapa bagi ekonomi dan lingkungan. Indonesia memiliki potensi besar dalam ekspor kelapa, terutama dalam bentuk daging kelapa.

Baca Juga: Prospek Saham Emiten Kebun Bergantung pada Program Pemerintah B35

Ketua Dewan Kelapa Indonesia, Gamal Nasir, menekankan bahwa program Dekindo bertujuan memberikan keuntungan kepada petani dan pengusaha, dengan mengembangkan industri yang dapat menampung hasil bahan baku petani. Diversifikasi produk kelapa juga menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan harga kelapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×