kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat strategi produsen konsumer seperti UNVR, COCO dan OT Group di 2020


Jumat, 31 Januari 2020 / 15:26 WIB
Melihat strategi produsen konsumer seperti UNVR, COCO dan OT Group di 2020
ILUSTRASI. Seorang karyawan PT Unilever Indonesia menunjukkan pasta gigi Pepsodent di supermarket Foodmart Fresh di Jakarta, Indonesia, 31 Oktober 2016.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang industri makanan dalam negeri masih legit di mata sejumlah produsen konsumer. Sebut saja Orang Tua (OT) Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) yang di sepanjang 2020 berencana gesit menggarap pasar lokal. 

Head of Corporate & Marketing Communication Orang Tua Group, Harianus Zebua menyatakan, saat ini perusahaan fokus menggarap pasar lokal. "Tapi pasar luar negeri juga tetap digarap dan sudah berlangsung," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/1).  

Baca Juga: Pendapatan naik tipis pada 2019, simak rekomendasi analis untuk saham Unilever (UNVR)

Harianus mengakui komposisi penjualan masih didominasi pasar lokal dan ekspor masih sedikit. Adapun untuk menunjang rencananya, OT Group menjalankan dua strateginya yakni meningkatkan kapasitas produksi untuk produk yang menunjukkan potensi pasar bagus dan terus mengembangkan produk yang sudah ada saat ini.

Sejauh ini, penjualan makanan dan minuman hampir berimbang. Tapi tetap saja segmen makanan punya porsi lebih banyak karena varian yang ditawarkan lebih beragam. Ambil contoh, wafer Tango terdiri dari beberapa macam produk yakni Tango, Tango Waffle, So Tango, Tango Kraffel, dan Tango Fusion.

Saat Kontan menanyakan soal adakah rencana perusahaan menaikkan kelas produknya, Harianus menjawab saat ini OT Group masih konsisten dengan produk dan segmen yang sudah ada. 

Baca Juga: Ini penyebab laba Unilever Indonesia (UNVR) turun sepanjang 2019

Adapun produsen konsumer lainnya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang juga mempertahankan pasar lokalnya di 2020. "Kontribusi domestic sales adalah 95% terhadap total penjualan konsolidasi," jelas sekretaris perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso.  

Sancoyo menjelaskan lebih lanjut strategi yang akan dilakukan perusahaan adalah mengetahui konsumen dengan baik lewat aspirasinya, permasalahannya, kondisinya.

Dengan demikian, Unilever bisa memberikan produk dan layanan yang relevan kepada masyarakat. Adapun  menurut Sancoyo relevansi sangat penting apalagi jika resource terbatas atau menjadi semakin terbatas. 

Baca Juga: Penjualan wafer Tango terdongkrak Viya, influencer kondang China

Produsen makanan lainnya adalah PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) yang sepanjang 2020 lebih fokus menggarap kue pasar lokal. Sekretaris Perusahaan Wahana Interfood Nusantara, Gendra Fachrurozi menjelaskan sejauh ini perusahaan fokus 99% untuk penjualan lokal. 

"Sebelum ada peraturan he ASEAN Free Trade Area (AFTA), Wahana Interfood  fokus penjualan ekspor. Akan tetapi, COCO khawatir dampak aturan tersebut mengingat posisinya yang ada di Indonesia," ujarnya  kepada Kontan beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: Pajak warisan mengancam dinasti bisnis keluarga di Korea Selatan

Gendra mengakui Indonesia adalah pasar terbesar di ASEAN sehingga Wahana Interfood bakal memperkuat posisinya di dalam negeri. Gendra menyatakan potensi penjualan cokelat di dalam negeri masih luas. 

Jika membandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang jumlah konsumsi cokelat sudah lebih dari 1 kilogram perkapita/tahun dan Eropa sudah lebih dari 8 kilogram perkapita/tahun, Indonesia yang baru konsumsi 0,5 kilogram perkapita/tahun bisa jadi peluang pasar yang menarik.

Oleh karenanya, Gendra mengungkapkan jumlah konsumsi ini bisa dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk mengalahkan produk unggulan COCO. 

Baca Juga: Berjalan Sesuai Rencana, Pabrik Baru Wahana Interfood (COCO) Beroperasi Tahun Ini

Nah di 2020 ini, COCO melihat peluang pasar dengan optimis. Target penjualan yang ditetapkan bisa tumbuh 20% year on year (yoy) . "Hal ini dapat dicapai karena perusahaan akan membuka jalur distribusi sendiri di wilayah timur Indonesia," ujarnya. 

Adapun Wahana Interfood juga berencana masuk ke bidang distribusi sehingga perusahaan dapat mendistribusikan produknya secara mandiri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×