Reporter: Kiki Safitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki musim hujan, harga sayur mayur mulai naik. Di pasar induk Kramat Jati, harga sayur mayur seperti sawi, kentang, tomat mulai melonjak.
"Seperti sawi harga biasanya Rp 3.500 sekarang Rp 6.000, kentang biasa Rp 9.000, sekarang Rp 12.000. Ada juga yang lain seperti tomat yang tadinya Rp 4.000 sekarang menjadi Rp 5.000," kata Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran kepada Kontan.co.id, Senin (3/12).
Kenaikan harga ini dinilai karena pasokan yang berkurang akibat masa panen yang tertunda. Selama masa hujan, sayur mayur tidak dapat dipanen karena berpotensi akan tidak tahan lama. "Seperti sayur mayur yang terkena hujan kan enngak panen. Kalau daerahnya hujan kan tertunda panen," ungkapnya.
Masa panen yang tertunda, otomatis menyebabkan pasokan berkurang. Hal ini lalu berdampak pada peningkatan harga di tingkat grosir.
Namun demikian, harga sebagian bahan pokok penting yang dijaga oleh pemerintah sejauh ini masih stabil. Oleh sebab itu, kenaikan harga sayur mayur pun dinilai tidak berefek terlalu banyak. "Kalau beras, gula dan minyak itu stabil saja. Sejauh barang pokok masih tercukupi dan konsdisi sekarang masih cukup, jadi tidak ada masalah," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News