Reporter: Annisa Maulida | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kemtan) mengatakan, berdasarkan prognosa produksi kentang tahun 2018 mengalami kenaikan 2% sekitar 1,18 juta ton dibandingkan tahun 2017 sekitar 1,16 juta ton.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kemtan) Suwandi menjelaskan, kentang untuk konsumsi (kentang sayur) di tahun 2018 sudah tidak impor lagi dibandingkan sebelumnya setiap tahun rata-rata mengimpor kentang konsumsi sekitar 40.000 ton dan tahun 2017 impor dikurangi menjadi sekitar 9.000-10.000 ton.
“Kentang ada dua jenis, kentang konsumsi tahun ini sudah tidak impor dan dapat mencukupi kebutuhan. Karena produksinya banyak dan kita dorong peningkatan produksi dengan menanam sendiri kentang Garanula,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/11).
Suwandi menambahkan, sedangkan kentang untuk bahan baku industri masih impor dan diharapkan tahun 2020 sudah tidak lagi impor karena sudah menanam sendiri dan produksi dalam negeri bermitra dengan petani kentang khusus industri. Impor kentang industri tahun 2017 sebesar 51.849 ton dengan nilai Rp 275 miliar dan pada Januari-September 2018 sebesar 19.649 ton dengan nilai Rp 117 miliar.
“Sesuai roadmap 2019, impor kentang industri akan turun lebih rendah dibandingkan tahun 2018. Sudah dua tahun sejak tahun 2016 kentang industri sudah mulai dikembangkan produksi di dalam negeri. Pada tahun ini juga kita ekspor kentang segar sekitar 2.900 ton,” lanjutnya.
Menurut Suwandi, usaha tani kentang dapat menguntungkan petani karena benih dan lahan tersedia, proses budidaya sudah dikuasai petani, dan pasar dan harga bagus. “Dibutuhkan juga modal yang tinggi dan perlu infrastruktur jalan yang bagus karena biasanya lokasinya di dataran tinggi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News