Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), anggota dari holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan MIND ID, mengungkap rencana Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara untuk ikut menjadi bagian dalam proyek hilirisasi bauksit.
Proyek yang dimaksud adalah pabrik pemurnian bauksit menjadi alumina atau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase I dan II di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar).
Head of Corporate Communication Inalum, Utrich Farzah menyebut proyek SGAR Inalum dinilai selaras dengan mandat dan visi Danantara sebagai kendaraan investasi Pemerintah yang bertujuan memperkuat rantai nilai industri nasional, termasuk ekosistem rantai pasok aluminium.
Baca Juga: Proyek Hilirisasi Inalum Gandeng Danantara, Garap SGAR II Hingga Smelter Aluminium
"Sebagai bentuk konkret dari minat tersebut, Danantara telah menyampaikan ketertarikan awal untuk berpartisipasi melalui skema penyertaan modal, dan telah dilakukan beberapa kali diskusi dengan Inalum untuk membahas potensi realisasi keterlibatan tersebut," ungkap Utrich saat dihubungi Rabu (26/11/2025).
Lebih detail, Utrich menyebut saat ini, proyek SGAR fase II masih berada pada tahap Bankable Feasibility Study. Oleh karena itu, struktur dan mekanisme partisipasi Danantara masih dalam proses penjajakan awal.
"Dalam konteks ini, harapan kami adalah Danantara dapat berpartisipasi secara optimal di kedua proyek SGAR, baik pada fase pengembangan yang sedang berjalan maupun pada rencana ekspansi ke depan," ungkap dia.
Menurut perusahaan, keterlibatan tersebut dapat melalui peran sebagai strategic equity partner maupun melalui skema kerja sama lain yang akan difinalisasi setelah kajian-kajian selesai dilakukan.
Ia juga mengakui bahwa, masuknya Danantara sebagai mitra strategis akan memberikan dampak yang sangat positif terhadap keuangan dan kinerja Perusahaan.
Pertama, dari sisi persepsi kreditur dan investor, dukungan langsung dari Danantara sebagai representasi Pemerintah akan meningkatkan tingkat kepercayaan, baik dari lembaga keuangan, investor strategis, maupun mitra internasional.
"Hal ini akan berdampak pada meningkatnya bankability dan menurunkan risiko pembiayaan proyek," ungkapnya.
Kedua, dari sisi kelangsungan proyek, adanya kepastian dukungan pendanaan serta alignment regulasi dengan kebijakan Pemerintah akan meningkatkan kepastian penyelesaian proyek dan kelayakan jangka panjangnya.
"Ini secara langsung akan memperkuat aspek feasibility, baik secara finansial maupun strategis," tambahnya.
Baca Juga: Kemenperin & Inalum Ungkap Prospek Industri Aluminium: Ada Wacana HGBT Hingga DMO
Secara keseluruhan, kehadiran Danantara tidak hanya memperkuat struktur permodalan, tetapi juga memberikan pengaruh positif bagi peningkatan kinerja operasional dan keuangan Perusahaan secara berkelanjutan.
Sebelumnya, ketertarikan Danantara dalam proyek pemurnian bauksit ini telah diungkap oleh Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita.
Saat ini pemegang saham proyek SGAR I yang baru diresmikan tahun lalu, masih didominasi oleh Inalum sebanyak 60% dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 40%.
"Nanti rencananya kita ada diskusi dengan Danantara dan akan masuk ke dalam SGAR 1 dan SGAR 2 untuk investasi di alumina," kata Melati dalam RDP Komisi VI di DPR RI, dikutip Rabu (26/11/2025).
Melati juga menyebut pihaknya telah menerima surat minat atau Letter of Intent (LOI) terkait dengan rencana investasi pada proyek Inalum tersebut. Saat ini, Danantara masih dalam proses pemeriksaan (due diligence) untuk masuk ke tahap finalisasi kerja sama.
Di sisi lain, Inalum juga tengah merencanakan pengembangan proyek SGAR II yang ditargetkan beroperasi pada 2028. Investasi proyek ini disebut mencapai US$ 800 juta atau setara Rp 13 triliun yang akan memproduksi 102 juta ton alumina.
Selanjutnya: Ditjen Pajak Perketat Pengawasan Wajib Pajak Besar Lewat Coretax dan Profil Risiko
Menarik Dibaca: 4 Tanda Harus Ganti Bra, Perhatikan Cup hingga Kawat Bra
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













