Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Wahyu menuturkan, apabila OPEC melakukan intervensi dengan memangkas produksi maka bisa memicu harga minyak naik. Di sisi permintaan, harga minyak dunia masih ditopang oleh sentimen pembukaan kembali ekonomi China yang akan mendukung kenaikan harga.
"Dengan catatan, krisis ekonomi global tidak akan terjadi, maka permintaan masih akan melampaui suplai," imbuh Wahyu.
Dengan demikian, Wahyu memproyeksikan harga minyak mentah dunia masih bisa di atas level US$ 80 per barel di akhir tahun nanti. Sebaliknya, jika krisis ekonomi global terjadi maka minyak dunia bisa di level US$ 40 per barel – US$ 50 per barel di akhir tahun 2023.
Baca Juga: Terdorong Kondisi Ekonomi Global, ICP Februari 2023 Naik ke Level US$ 79,48 Per Barel
Sedangkan, Lukman memperkirakan harga minyak di semester I-2023 akan berada di kisaran US$60 per barel - US$75 per barel. Sementara di akhir tahun ini akan berada di rentang US$ 70 per barel - US$ 90 per barel.
Mengutip Barchart, Kamis (16/3) pukul 17.30 WIB, harga minyak mentah Brent kontrak May 2023 berada di level US$ 74,32 per barel, atau turun sekitar 10,21% dari posisi harga di awal pekan pada Senin (13/10) yang berada di area US$ 82,78 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) untuk kontrak pengiriman April 2023 berada di level US$ 68,13 per barel. Harga ini telah turun sekitar 11% dari awal pekan yang berada di level US$ 76.68 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News