Reporter: Azis Husaini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saka Energi Indonesia sedang gencar mencari mitra asing dalam mengembangkan blok minyak dan gas (migas) di dalam maupun luar negeri. Saat ini ada dua blok migas baru yang akan dikerjasamakan dan ada satu rencana akuisisi blok di luar negeri.
Tumbur Parlindungan Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia, mengungkapkan, dua blok baru yang akan dikerjasamakan dengan mitra asing adalah yakni Blok Pekawai, Lepas Pantai Kalimantan Timur dan Blok West Yamdena , Lepas Pantai dan Daratan Maluku. "Pasti dikerjasamakan dengan big player migas, sebab di Indonesia Timur kan yang West Yamdena itu," kata dia, Senin (13/2).
Ia belum mau membeberkan mitra di dua blok tersebut. Yang pasti ada beberapa calon seperti BP, Shell, ExxonMobil yang siap didekati. "Prosesnya belum tandatangan kontrak, baru diumumkan kami sebagai pemenang di lelang blok tahun lalu itu," ujarnya. Tumbur berjanji jika proses tandatangan kontrak untuk dua blok migas itu, pihaknya akan mengumumkan bentuk kerjasama dengan patner asing itu.
Asal tahu saja, total komitmen investasi untuk dua blok tersebut sebesar US$ 12,5 juta. Perrinciannya sebesar US$ 10,4 juta untuk Blok Pekawai, dan US$ 2,1 juta untuk Blok West Yamdena. Adapun masing-masing bonus tandatangan yang mesti disetor ke negara sebesar US$ 1 juta untuk dua blok migas.
Untuk mendapatkan patner asing dalam pengembangan blok migas, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) harus mendapatkan ISO 26000. Sebab, jika tidak memperoleh ISO 26000, patner asing ogah mendekat. "Patner internasional kami sudah minta, kami juga di push agar menjalankan ISO 26000 itu kalau mau terus berpatner, " ungkap dia.
Saat ini Saka sudah berpatner dengan Vicodi Blok Sanga-Sanga dan Petronas Carigali di Blok Muriah.
Dia mengatakan, yang paling berat dalam mendapatkan ISO 26000 adalah soal good corporate governance (GCG). Nantinya seluruh aspek bisnis Saka akan dibedah habis oleh lembaga standardisasi termasuk membedah track record manajemen.
"Kalau GCG-nya enggak benar tidak akan mau patner asing investasi, mereka takut kalau duit kita dari pencucian uang," ujar Tumbur.
Selain GCG, ada lagi yang harus dipenuhi Saka, yakni tata kelola organisasi, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan, lingkungan, prosedur operasi yang wajar.
Selain mengembangkan blok di dalam negeri dengan menggandeng mitra asing, Saka Energi akan terus mencari mitra asing di luar negeri untuk mencari aset-aset baru. "Akan ada investasi lagi di luar negeri, nanti tunggu saja kabarnya," kata dia.
Ia mengatakan, saat ini Blok Fasken membuat perusahaan ini gembira lantaran produksi terus meningkat. Untuk itu, Saka juga berniat terus mencari aset baru di luar negeri seperti di Amerika, Eropa, atau Afrika.
Di Asia, baru Saka Energi yang bisa masuk Amerika. "Seharusnya kita bangga. Petronas, China, Thailand? Enggak bisa masuk Amerika," ungkapnya.
Tahun ini, Saka menargetkan produksi tahun ini bisa antara 56.000 sampai 60.000 barel setara minyak per hari atau barrel oil equivalent per day (boepd).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News