kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti investasi baru alas kaki dan sepatu di 2019


Minggu, 13 Januari 2019 / 17:00 WIB
Menanti investasi baru alas kaki dan sepatu di 2019


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kian terasa bagi investasi di Indonesia. Maklumlah, demi menghindari bea masuk yang tinggi ke AS beberapa industri manufaktur di China mulai melirik untuk pindah ke regional ASEAN khususnya Indonesia.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sempat mengatakan dampak perang dagang tersebut menyebabkan perusahaan sepatu dunia Nike akan memesan lebih banyak sepatunya dari Indonesia. Saat ini rencana Nike itu sedang dibahas, namun demikian Airlangga belum menyampaikan seberapa besar tambahan order sepatu dari Nike tersebut.

Yang terang Nike akan memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk meningkatkan volume produksi sepatu Nike. Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Sepatu Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan potensi relokasi akibat trade war tersebut memang ada.

Namun kepastian dimana relokasi tersebut masih dipertanyakan. "Sebab saat ini pesaing utama (di ASEAN) dalam menarik investasi adalah Vietnam dan Kamboja," sebutnya kepada Kontan.co.id, Minggu (13/1).

Menurut Firman, kebijakan dan regulasi di kedua negara tersebut lebih pro industri dengan produktifitas tenaga kerjanya yang tinggi. Oleh karena itu, Indonesia kata Firman perlu daya tarik investasi berupa kebijakan yang pro efisiensi produksi.

"Salah satunya soal biaya tenaga kerja dan biaya-biaya yang lainnya," ungkapnya. Selain itu asosiasi berharap untuk lebih menarik investor pemerintah mestinya mendorong industri alas kaki yang berorientasi ekspor saat ini dengan memberikan tax holiday.

"Baik untuk investasi baru maupun buat existing industry," kata Firman. Terkait investasi dari sektor alas kaki yang masuk di Indonesia di tahun ini, ia mengaku bahwa beberapa investor sudah ada yang tertarik dan melakukan pendekatan kepada anggota-anggota Aprisindo.

Hanya saja Firman belum dapat menyampaikan detilnya untuk saat ini. Sebelumnya di tahun kemarin Kementerian Perindustrian mencatat investasi pabrik sepatu datang dari Korea lewat perusahaan Parkland yang menggelontorkan dananya sebesar US$ 75 juta guna membangun industri alas kaki di Pati Jawa Tengah. Serta ada Taekwang Industrial akan membangun industri alas kaki senilai US$ 100 juta di Subang dan Bandung, Jawa Barat.

Sementara itu mengenai capaian ekspor sepatu dan alas kaki Indonesia sampai Oktober 2018 kemarin menurut Aprisindo belum memuaskan. Namun asosiasi masih melakukan penghitungan dan menunggu tuntasnya data ekspor yang diperoleh.

Adapun setiap tahunnya rata-rata nilai ekspor sepatu Indonesia mencapai US$ 4,9 miliar sampai US$ 5 miliar, dimana tahun 2019 ini Aprisindo memproyeksikan pertumbuhan masih dikisaran 5%-6%. Di awal tahun ini sebenarnya ada beberapa momen yang dapat meningkatkan permintaan sepatu di Indonesia.

Mulai dari lebaran, pemilihan umum dan tahun ajaran baru bagi sekolah menurut Firman berpeluang merangsang konsumsi alas kaki di tengah masyarakat. Untuk kedepannya Aprisindo mengharapkan ada stimulus beberapa kebijakan belanja pemerintah yang mampu mendorong daya beli masyarakat, sehingga dapat mendorong penjualan di awal tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×