Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah blok migas di Indonesia kini masih menanti kepastian mitra pengganti pasca beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berniat melepas hak partisipasinya.
Dua blok migas yang jadi perhatian yakni Blok Masela dan Blok Indonesia Deep Water Development (IDD).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan, saat ini proyek Lapangan Abadi Masela masih berjalan kendati menemui kendala termasuk pencarian pengganti Shell yang memutuskan keluar dari konsorsium.
"Proyeknya tetap jalan tapi ada isu terkendala beberapa hal termasuk rencana divestasi shell dan lain-lain yang pengaruhi keekonomian proyek ini," kata Dwi dalam Konferensi Pers Virtual, Jumat (16/7).
Baca Juga: Sejumlah perusahaan minyak dan gas sudah mulai melirik gas alam cair (LNG)
Dwi melanjutkan, saat ini pengalihan hak partisipasi juga tengah dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia untuk Blok IDD. "CPI saat ini sedang menjalin negosiasi untuk pengalihan ke pihak lain. Masih kita monitor terus," terang Dwi.
Asal tahu saja, Masela tercatat berniat melepaskan hak partisipasinya sebesar 35% di Blok Masela. Pemerintah pun menargetkan Blok Masela dapat beroperasi pada 2027.
Berbeda dengan Masela yang belum memunculkan kandidat kuat, Blok IDD sendiri disebut sudah hampir pasti bakal dilanjutkan perusahaan migas asal Italia, ENI.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan saat ini proses merger dan akuisisi masih berlangsung dan tinggal satu poin pembahasan yang tengah dirampungkan. Kendati demikian, Fatar tak membeberkan poin pembahasan apa yang masih didiskusikan CPI dan ENI.
Baca Juga: Ini faktor penting yang bisa membuat perusahaan migas semakin semangat garap LNG