kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini faktor penting yang bisa membuat perusahaan migas semakin semangat garap LNG


Rabu, 16 Juni 2021 / 18:25 WIB
Ini faktor penting yang bisa membuat perusahaan migas semakin semangat garap LNG
ILUSTRASI. Terminal LNG milik Perusahaan Gas Negara (PGN).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan minyak dan gas sudah mulai melirik gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG). Pengamat melihat, jika pemerintah semakin memberikan kepastian pada segala hal terkait pengembangan LNG, akan makin banyak perusahaan migas yang menggarap gas alam cair. 

Asal tahu saja, saat ini baru sedikit perusahaan yang mengembangkan LNG, salah satunya adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Selain PGN, ada beberapa perusahaan yang mulai melirik LNG, yakni PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dan PT Sugih Energy Tbk (SUGI). 

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai, jika segala sesuatu mengenai LNG jelas dari pemerintah, tentu akan semakin banyak pelaku industri masuk ke sektor gas alam cair. "Salah satu kepastiannya dapat dimulai dengan memberikan kepastian pengembangan lapangan gas besar yang sedang dilakukan, semisal Inpex di Blok Masela," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/6). 

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGN) bisa berbalik kantongi laba, simak rekomendasi saham PGAS

Adapun, menurut Komaidi, salah satu "pekerjaan rumah"   terbesar untuk pengembangan LNG di Indonesia saat ini adalah komitmen pemerintah dalam menggunakan LNG untuk kepentingan dalam negeri. 

Selain itu, diperlukan juga kebijakan yang terintegrasi pada semua sektor agar pemanfaatan LNG bisa optimal. Misalnya, bagaimana kebijakan untuk sektor transportasi dan sektor industri agar dapat memanfaatkan LNG tersebut. 

Komaidi mengatakan, pada dasarnya gas merupakan jenis energi fosil yang paling bersih dan relevan untuk transisi energi saat ini. Secara keekonomian, pemanfaatan gas LNG tentu lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak maupun LPG  dan berlaku bagi semua tipe konsumen baik transportasi dan rumah tangga. 

Salah satu tantangan yang masih dihadapi sektor LNG adalah dari segi distribusi. Untuk industri gas tentu karakternya berbeda dengan minyak. Infrastruktur jaringan distribusi dan/atau perubahan menjadi LNG menjadi kunci agar gas dapat didistribusikan. Seperti yang diketahui, saat ini cadangan dan produksi gas berada di wilayah Timur, sementara konsumennya berada di wilayah Indonesia barat.

Selanjutnya: Begini realisasi kinerja hulu hingga hilir Pertamina sepanjang 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×