Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Wakil Perdana Menteri Belarusia Viktor Karankevich mendorong penjajakan produk-produk potensial kedua negara dalam pertemuan bilateral di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) hari ini, Senin (15/12).
Adapun upaya ini dibahas dalam rangka memanfaatkan skema Perjanjian Perdagangan Bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement/Indonesia-EAEU FTA).
“Kami optimistis Indonesia-EAEU FTA akan memotivasi pelaku usaha Indonesia dan Belarusia untuk semakin menggiatkan perdagangan,” ujarnya di Jakarta, Senin (15/12).
Menurut Budi, langkah penting selanjutnya adalah menyebarluaskan informasi potensi, manfaat, dan peluang Indonesia-EAEU FTA kepada para pemangku kepentingan di Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia, termasuk Belarusia. Harapannya, agar FTA ini dapat diimplementasikan semaksimal mungkin.
Baca Juga: RDMP Balikpapan Beroperasi, Indonesia Diproyeksi Surplus Solar Mulai 2026
Budi menyebut, produk potensial Indonesia yang dapat ditingkatkan ekspornya ke Belarusia, antara lain kendaraan bermotor, kopi, perangkat penerima televisi berwarna, minyak kelapa sawit, dan alas kaki.
Di sisi lain, Indonesia melirik potensi produk pupuk potasium, susu bubuk rendah lemak, bungkil kedelai, produk setengah jadi dari besi dan baja, dan bubur kayu kimia buatan Belarusia.
“Peningkatan perdagangan Indonesia dengan Belarusia dan Uni Ekonomi Eurasia dapat dicapai melalui optimalisasi akses pasar dan diversifikasi produk,” ujar Budi.
Sebagai informasi, Kemendag mencatat, pada Januari—Oktober 2025, total perdagangan Indonesia dengan Belarusia mencapai US$ 191,70 juta. Di level ini, terjadi peningkatan hampir dua kali lipat dari periode yang sama pada 2024 yang sebesar US$ 99,70 juta.
Adapun Indonesia merupakan mitra dagang terbesar bagi Belarusia di ASEAN, disusul Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
Ekspor utama Indonesia dari Belarusia pada 2024, antara lain monitor dan proyektor, mesin listrik, ikan kering dan diasinkan, kopra, dan lemari pendingin. Sementara itu, impor utama Indonesia dari Belarusia di antaranya, produk pupuk kalium, susu dan krim, air dadih, teropong, dan elemen kimia radioaktif.
Baca Juga: Strategi Perusahaan Mamin Hadapi Tren Penurunan Konsumsi Gula dan UPF
Selanjutnya: Potensi Santa Claus Rally, IPOT Rekomendasi 3 Saham Pekan Ini
Menarik Dibaca: Potensi Santa Claus Rally, IPOT Rekomendasi 3 Saham Pekan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













