kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengintip rencana spin-off PLTU tua PLN


Kamis, 07 Oktober 2021 / 18:31 WIB
Mengintip rencana spin-off PLTU tua PLN
ILUSTRASI. PLTU PLN


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

“Selama ada jaminan forecasting yang kuat bahwa  perusahaan hasil spin off ini bisa memberikan return yang cukup sebenarnya itu masih oke, tapi kalau kepastian itu tidak jelas tergambarkan itu bisa menjadi tanda tanya buat investor,” ujar Toto.

Sementara itu, Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira menilai, rencana spin-off PLTU tua berpotensi bertentangan dengan visi PLN untuk mempensiunkan PLTU dan  mengejar visi net zero emission di tahun 2060. Menurut Bhima, PLTU-PLTU tua PLN sebaiknya justru dinonaktifkan atau dilikuidasi.

“Kalau tujuannya dengan aset PLTU lama kemudian bisa menarik dana investor tentu ini akan menimbulkan tanda tanya, apakah investor publik tertarik menanamkan uang di PLTU yang sunset?” kata  Bhima kepada Kontan.co.id (6/10).

Lebih lanjut, Bhima menilai bahwa PLN sebenarnya bisa mengejar opsi penghimpunan dana lain mulai dari penerbitan obligasi, mencari kredit sindikasi perbankan, ataupun mencari pendanan lewat Sovereign Wealth Fund (SWF). Catatan Bhima, jika rencana spin-off ini jadi direalisasi nanti, PLN perlu menjamin agar masa transisi spin off tidak mengganggu kesejahteraan pekerja.

“Yang berikutnya adalah meskipun pembangkitnya sudah relatif tua, tapi tentu perlu ada cara-cara untuk melakukan revitalisasi, ata upaya-upaya untuk melakukan  perbaikan produktivitas, misalnya dengan penggantian alat yang baru, atau menggabungkan pembangkit yang sudah tua dengan teknologi2 yang baru sehingga produksi listriknya bisa meningkat sekaligus juga efisiensi bisa dilakukan,” tambah Bhima.

Sementara itu, Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro melihat bahwa rencana spin-off PLTU tua PLN lebih bertujuan untuk penataan struktur organisasi dalam pengelolaan aset. Menurut Komaidi, agenda ini seharusnya tidak mengganggu visi net zero emission PLN.

“Saya kira silahkan saja dilakukan jika risikonya sudah diukur. Risiko di dalamnya termasuk risiko bisnis dan pasokan energinya,” ujar Komaidi kepada Kontan.co.id (7/10).

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno mengatakan pihaknya ingin mengetahui lebih lanjut lagi motivasi dari rencana spin-off PLTU tua PLN. Eddy menegaskan, pihaknya terbuka untuk mengkaji rencana ini secara bersama-sama dengan PLN dalam kesempatan-kesempatan rapat dengar pendapat yang ada.

“Kita harus mengkaji lebih dalam lagi, tujuan daripada spin off itu, apalagi menjadi anak perusahaan PLN, karena kalau dilihat secara konsolidasi laporan keuangan PLN, anak perusahaan itu tetap masuk ke dalam laporan keuangan PLN, kecuali kalau ada motif atau motivasi tertentu yang perlu kami mendapat kejelasannya lebih lanjut dari PLN,” kata Eddy.

Juru Bicara PLN, Intan Fahdiana menyampaikan, PLN siap mendukung dan menjalankan keputusan pemegang saham untuk meningkatkan kinerja perseroan. “PLN siap mendukung dan menjalankan keputusan pemegang saham yang tentu tujuannya untuk meningkatkan kinerja perseroan,” kata Intan saat dihubungi Kontan.co.id (6/10).

Selanjutnya: Tambahan kapasitas PLTP ditargetkan 3.355 MW hingga 2030

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×