Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bagi yang terbiasa berenang di kolam renang, mungkin berenang dan menyelam di laut lepas terasa menakutkan. Namun, bagi yang berani berenang di laut tapi tak bisa menyelam, tentu sayang karena terpaksa mengabaikan keindahan isi lautan.
Namun, untuk Anda yang belum bisa menyelam, tak perlu berkecil hati. Sekarang banyak bermunculan tempat kursus menyelam. Tempat-tempat kursus tersebut siap mengajari Anda menjadi seorang penyelam yang tangguh.
Salah satu pemain di bisnis kursus menyelam adalah Ezra Ratuliu. Ia mendirikan kursus menyelam di bawah bendera usaha bernama Blue Ribbon.
Pria yang tinggal di Tangerang, Banten, ini membuka kursus di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat. Di tempat ini, Ezra mengajar teori dan latihan berenang serta menyelam di kolam selama sebulan. Setelah itu, ia akan mengajak peserta kursus ujian di laut terbuka di Pulau Sangiang, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Ezra merintis usahanya sejak 2006 lalu. Boleh dibilang, bisnis ini berawal dari hobinya menyelam di di laut yang sudah ditekuninya sejak tahun 2003. "Saya membuka usaha ini karena kebetulan saya hobi menyelam. Selain itu, saya melihat peminatnya juga banyak," ucap Ezra kepada KONTAN, Senin (2/2).
Saat membuka usaha ini, Ezra mengajak sorang rekannya, Sukardi. Modal awal membuka usaha ini sekitar Rp 90 juta.
Layaknya tempat kursus, Blue Ribbon juga menerapkan sistem kelas secara berjenjang. Ezra menawarkan tiga level kelas. Yakni, level bintang satu, di mana Ezra mengajarkan kemahiran berenang dan teori dasar menyelam. Level bintang dua, mengajarkan latihan menyelam di kolam renang. lalu, di level bintang tiga, Ezra mengajarkan berenang di laut terbuka.
Belajar menyelam di kolam berlangsung pada Sabtu atau Minggu. Lama pertemuan sekitar tiga jam. Setelah selesai menempuh latihan di kolam, Ezra akan mengajak peserta menyelam di Pulau Sangiang.
Ezra mematok biaya kursus menyelam Rp 2,5 juta. Biaya sebesar ini untuk pelajaran menyelam sebanyak lima kali.
Biayanya bisa lebih murah bila yang mengikuti kursus adalah peserta kelompok. Untuk ini, Ezra memberi harga khusus, yakni Rp 2 juta per orang. "Tapi peserta kelompoknya minimal sepuluh orang," ujarnya.
Peminat kursus menyelam Blue Ribbon beragam. Selain perorangan, ada juga peserta kelompok. Biasanya, peserta kelompok ini berasal dari instansi pemerintah mau pun swasta. Beberapa instansi yang menjadi langganan Blue Ribbon adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Polisi Pamong Praja (Pol PP), dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai.
Biasanya, peserta kursus yang berasal dari instansi sudah memiliki jadwal kursus tertentu. Ini berbeda dengan siswa perorangan yang bisa datang kapan pun.
Misalnya, Dirjen Bea dan Cukai paling banyak mengirim orang untuk belajar menyelam pada Maret atau April. PMI lebih banyak memilih jadwal pelatihan pada Mei atau Juni. Sementara Polisi Pamong Praja lebih senang belajar menyelam pada Oktober atau November. “Mereka menyesuaikan dengan waktu keluarnya anggaran”, tutur Ezra.
Dari usahanya ini, Ezra bisa mereguk laba yang lumayan sedap. Menurut Ezra, laba bersih yang bisa dikantongi dari setiap peserta kursus sebesar Rp 1,5 juta. Jadi, bila dalam sebulan mengajari lima siswa, maka laba yang mengalir ke kantongnya Rp 7,5 juta.
Sementara jumlah peserta kursus bisa mencapai lima sampai tujuh orang per bulan. Itu belum termasuk peserta kelompok yang jumlahnya bisa mencapai 20 orang sampai 60 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News