Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding industri pertambangan Indonesia, MIND ID mengungkap tengah menjalankan empat proyek hilirisasi strategis yang menghasilkan bahan baku mineral penting untuk industri turunan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Menurut Wakil Direktur Utama MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan, EV adalah ruang pasar baru yang penuh potensi. Banyak negara tengah berlomba-lomba untuk menembus pasar ini.
Namun, Indonesia memiliki kekuatan yang sangat fundamental yakni, kekayaan sumber daya alam dan kemampuan hilirisasi yang solid sehingga dinilai dapat menjadi pemain kunci dalam rantai pasok ekosistem EV global.
“MIND ID bersama seluruh anggota grup akan terus memaksimalkan kapasitas dan membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak agar potensi besar ini benar-benar bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan bangsa,” kata Dany dalam konferensi bertajuk Racing Towards Energy Security and Climate Action in a Changing World Order yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (20/06).
Baca Juga: Didukung Kinerja dan Dividen Jumbo, Simak Prospek Emiten Anggota MIND ID
Dany juga menjelaskan sebagai bentuk nyata dari komitmen hilirisasi, Grup MIND ID empat proyek strategis ini masing-masing menghasilkan bahan baku mineral penting yang berbeda untuk industri turunan EV.
Pertama, adalah proyek pemurnian atau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), Mempawah, Kalimantan Barat telah beroperasi dan mampu memproduksi 1 juta ton alumina per tahun — bahan baku utama untuk produksi aluminium, yang menjadi material dasar rangka dan bodi kendaraan listrik.
Kedua, smelter pemurnian nikel yang sedang dikembangkan di Pomalaa, Morowali, Sorowako, dan Halmahera Timur untuk memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yakni bahan baku utama baterai EV.
Ketiga, smelter tembaga di Gresik yang memiliki kapasitas produksi 600.000 ton katoda tembaga per tahun, yang menjadi komponen penting dalam sistem kelistrikan di dalam EV.
Keempat, pilot proyek Coal-to-Graphite di Sumatra Selatan yang mampu mengonversi batu bara menjadi grafit sintetis dan anode sheet — yang juga komponen utama baterai EV. Proyek ini merupakan solusi inovatif bagi Indonesia yang belum memiliki tambang grafit alam yang ekonomis.
Dany juga mengatakan perseroan memahami pentingnya keberlanjutan riset dan pengembangan teknologi dalam menopang transformasi industri EV di masa depan.
Melalui payung riset Indonesia Mining & Minerals Research Institute (IMMRI), MIND ID berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi mineral yang relevan dengan kebutuhan industri.
“Kunci untuk memenangkan perlombaan ini adalah semangat untuk terus melakukan riset dan pengembangan. Kami tidak akan berhenti pada proyek yang sudah berjalan — inovasi harus terus hidup, agar posisi Indonesia semakin kuat dalam rantai pasok global,” imbuh Dany.
Baca Juga: Produksi Aluminium Inalum Melejit 27,61% pada 2024, Mencapai 274.230 Ton
Selanjutnya: Mau Terhindar dari Asam Urat Tinggi di Sendi? Stop Kebiasaan Buruk Berikut Ini
Menarik Dibaca: Mau Terhindar dari Asam Urat Tinggi di Sendi? Stop Kebiasaan Buruk Berikut Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News