Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor sawit Indonesia tahun ini diproyeksikan akan meningkat 2% - 4% dibandingkan pada 2022 di tengah tantangan yang harus dihadapi oleh industri sawit seperti adanya European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) atau Regulasi Bebas Deforestasi Uni Eropa.
Corporate Secretary PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) Joni Tjeng mengatakan, berdasarkan estimasi tren ekspor CPO, pada tahun 2023 diperkirakan ekspor sawit dan turunannya akan meningkat 2% – 4% dibandingkan tahun 2022.
Ia menjelaskan, kinerja ekspor pada tahun ini cukup menghadapi tantangan khususnya dari sosialisasi EUDR yang diterapkan mulai tahun 2023 hingga akhir tahun 2024.
"Akan tetapi pasar dari Asia dan Afrika diperkirakan dapat menyerap potensi penurunan ekspor ke Eropa akibat sosialisasi EUDR," kata Joni saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/12).
Baca Juga: Ekspor RI Turun Imbas Penyusutan Harga Komoditas
Lebih lanjut, Joni menyampaikan ekspor CPO Malaysia pada November mengalami peningkatan hingga 4,05% yang secara langsung juga mencerminkan figure ekspor Indonesia di akhir 2023.
Pola ini, lanjut Joni, diperkirakan tidak akan banyak berubah hingga akhir tahun 2023 mengingat CPO masih memiliki competitive advantage pada segi harga dibanding para pesaingnya di pasar Global.
"India dan China diperkirakan masih menjadi konsumen utama CPO di tahun 2023," ujar Joni.
Joni menambahkan, sebelumnya pada akhir 2022, produksi CPO Indonesia sedikit mengalami koreksi dengan proporsi produksi semester I dan semester II mencapai 50:50.
Tingkat stok Malaysia pada akhir tahun 2022 berada di 2,19 juta ton yang masih berada pada range psikologis. Kinerja ekspor CPO dalam negeri di tahun 2022 mengalami beberapa distorsi setelah sempat kebijakan larangan ekspor yang kemudian diganti kembali dengan Kebijakan implementasi Domestic Market Obligation (DMO) yang diberlakukan di Indonesia.
Baca Juga: Pembentukan Sub Holding Palm Co Bisa Menjadi Perpanjangan Tangan Pemerintah
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) atau Indonesian Palm Oil Association (IPOA) Eddy Martono menuturkan, tahun 2022 total ekspor minyak sawit sebesar 33,928 juta ton.
"Tahun 2023 sampai dengan Oktober sebesar 27,599 juta ton, jadi kemungkinan sampai dengan Desember 2023 sama dengan tahun 2022 atau tren akan naik walaupun sedikit," kata Eddy saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News