kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.802   8,00   0,05%
  • IDX 8.585   -61,06   -0,71%
  • KOMPAS100 1.186   -11,81   -0,99%
  • LQ45 849   -10,77   -1,25%
  • ISSI 307   -1,83   -0,59%
  • IDX30 437   -3,43   -0,78%
  • IDXHIDIV20 510   -2,95   -0,57%
  • IDX80 133   -1,59   -1,18%
  • IDXV30 138   -0,57   -0,42%
  • IDXQ30 140   -0,82   -0,59%

Menilik Target Kinerja Jasnita Telekomindo (JAST) pada Tahun 2023


Selasa, 22 November 2022 / 19:29 WIB
Menilik Target Kinerja Jasnita Telekomindo (JAST) pada Tahun 2023
ILUSTRASI. Masih Catatkan Rugi, Begini Target Kinerja JAST Tahun 2023


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) menargetkan penjualan layanan Jascloud sebesar Rp 30 milyar atau meningkat 50% di tahun 2023 mendatang.

Wakil Direktur Utama Ronald Adrianta mengatakan proyeksi peningkatan ini dikarenakan adanya pelebaran layanan.

“Kita harapkan penjualan layanan Jascloud meningkat hingga lebih dari 50% di tahun 2023. Kita targetkan penjualan total sebesar Rp 30 milyar,” kata Rondald kepada Kontan (21/11).

Sejalan dengan target penjualan yang meningkat, JAST juga menargetkan pendapatan dan laba bersih meningkat di tahun 2023. Setidaknya perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 160 milyar dan laba bersih sebesar Rp 5,6 milyar di tahun mendatang.

Baca Juga: JAST Melanjutkan Akuisi 10% Saham Perusahaan Call Center Asal Singapura

“Target kita 160 milyar, dengan rincian layanan omnichannel dan WhatsApp business Rp 60 milyar, call center 30%, dan layanan kontak 112 Rp 30 milyar, Smart city Rp 30 milyar, layanan lain-lain Rp 10 milyar,” kata Direktur Utama JAST Yentoro kepada Kontan (21/11).

Pasalnya perseroan masih mencatatkan kinerja minus di sembilan bulan pertama di tahun 2022. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, JAST mencatatkan rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 7,57 milyar. Meskipun demikian pendapatan perusahaan masih meningkat menjadi Rp 52,32 milyar dari sebelumnya Rp 40 milyar di tahun 2021.

 

Saat ditanya terkait penyebab kerugian perusahaan tersebut, Direktur Utama JAST Yentoro bilang “Kenapa kinerja kita masih minus, karena memang terjadi depresiasi cost kita yang tinggi untuk pengembangan aplikasi yang kita beli dari perusahaan asing”.

Sementara itu terkait capex yang dianggarkan, JAST belum dapat menyampaikannya karena masih dalam perhitungan. “Capex belum final, belum bisa kita sampaikan masih dalam perhitungan, kita penyedia service jaringan dan aplikasi jadi kita tidak butuh banyak capex,” kata Yentoro kepada Kontan (21/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×