kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjadi penopang utama, Kalla Group tetap fokus ke bisnis otomotif


Jumat, 09 November 2018 / 10:53 WIB
Menjadi penopang utama, Kalla Group tetap fokus ke bisnis otomotif
ILUSTRASI. Hadji Kalla Toyota


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - MAKASSAR. Menginjak usia yang ke 66 tahun, Grup Haji Kalla makin ekspansif ke sektor energi listrik dan energi terbarukan. Meski begitu, perusahaan juga tetap mempertahankan market share perdagangan otomotif di Indonesia bagian timur. Maklum, sektor otomotif masih memberikan kontribusi pendapatan terbesar ke perusahaan.

"Kami bersyukur mampu bertahan hingga tiga generasi. Usia 66 tahun sudah bukan lagi usia muda. Persaingan bisnis di luar semakin ketat, di tengah situasi ekonomi global dan ancaman perang dagang AS dan China. Tetapi kami tetap optimis dapat menjaga market share di timur Indonesia," kata CEO Grup Haji Kalla, Solihin Kalla kepada media saat company visit, Kamis (8/11).

Sampai saat ini, Solihin bilang, sektor otomotif masih menyumbang kontribusi bisnis terbesar bagi Kalla Group.

Sebagai informasi, ada tiga perusahaan Kalla Group yang bergerak di bidang otomotif yaitu PT Hadji Kalla, PT Kars Inti Amanah, dan PT Bumi Jasa Utama. Selain itu, Kalla juga memiliki Nipah Mall yang merupakan shopping dan office building terbesar di kawasan timur Indonesia.

"Khusus Kalla Toyota misalnya, penguasaan market share di wilayah Sulsel, Sultra, Sulbar dan Sulteng hingga saat ini di atas 30%," jelasnya.

Solihin menegaskan, meski sebagian besar dari direksi masih memiliki hubungan keluarga, namun mereka tetap menjalankan bisnis ini secara profesional. "Sebagai generasi ketiga, kami harus memisahkan ego kami sebagai seorang anggota keluarga dengan profesional. Dengan komitmen ini, selain hubungan keluarga tetap terjalin baik, hubungan kerja secara profesional juga tetap bisa kami jalankan dalam mengembangkan bisnis," paparnya.

Kalau ditotal, ada sekitar 14 perusahaan di bawah naungan Kalla Group yang bergerak di tujuh sektor industri seperti otomotif, transportasi, logistik, konstruksi, manufaktur, properti, dan energi.

Perkuat sektor energi baru

Dalam beberapa tahun ke depan, Solihin memperkirakan bisnis otomotif masih terus memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Namun ke depan, kata Solihin, pihaknya akan mulai mengubah fokus bisnisnya ke divisi energi baru terbarukan yaitu pembangkit listrik tenaga air (PLTA), mengingat kebutuhan energi khususnya listrik di Indonesia bagian timur masih akan terus meningkat.

Perusahaan sudah merampungkan sekaligus mengoperasikan proyek PLTA Poso II. Saat ini kami sedang merampungkan proyek Poso I, yang ditargetkan bisa beroperasi pada 2018, serta akan mengerjakan proyek Poso III yang ditargetkan rampung di 2022.

Ia menambahkan, bisnis energi memerlukan waktu lama untuk balik modal. Namun ia menilai jika sektor energi baru terbarukan bisa menjadi andalan pendapatan Kalla Group ke depan. "Sektor ini juga sejalan dengan program pemerintah terkait 35.000 MW," ujar Solihin.

Selain untuk kepentingan perusahaan, bisnis energi juga menyangkut misi sosial. Hal ini, katanya, agar masyarakat yang selama ini belum menikmati listrik dapat menikmati listrik sehingga rasio elektrifikasipun meningkat.

Solihin menuturkan perusahaan belum tertarik untuk mengembangkan pembangkit listrik terbarukan selain PLTA. "Saat ini masih fokus di PLTA," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×