Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan agar produksi gas oksigen sepenuhnya diarahkan untuk kepentingan medis.
Hal ini disampaikan di sela membahas mengenai kesiapan Rumah Sakit (RS) Lapangan dan kemampuan ketersediaan oksigen selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada Minggu (4/7).
Luhut menyebut, pasokan ketersediaan oksigen menjadi masalah yang harus langsung segera ditangani.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan, terjadi kenaikan permintaan oksigen menjadi 5 kali lipat.
Untuk itu, Luhut dalam rapat ini langsung berkoordinasi dengan Kemenperin agar pencatatan kebutuhan oksigen dirapikan di setiap kota.
“Sekarang kami butuh data yang detail. Kami bikin konversi oksigen industri semua full ke oksigen farmasi. Kekurangan ini bisa nanti terpenuhi, jika oksigen industri itu semua fokus ke oksigen farmasi,” tegasnya, dikutip dari keterangan resmi pada Senin (5/7).
Baca Juga: Pemprov DKI dan Krakatau Steel buka posko isi ulang tabung oksigen di Monas
Menanggapi hal tersebut Kemenperin menyatakan bahwa, para produsen gas oksigen sudah 100% diwajibkan untuk menggeser produksi oksigennya ke oksigen medis.
Dengan begitu, bisa didapat 1.700 ton per hari nasional. Dari jumlah itu, 1.400 ton per hari dari nasional digunakan untuk Pulau Jawa.
Industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan juga untuk mengkonversi produksi gas oksigennya ke oksigen farmasi.
Selain itu beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan Iso Tank untuk penanganan pasokan oksigen. Terdapat 21 unit kapasitas 20 ton Isotank dari IMIP Morowali akan tiba di Tanjung Priok pada Selasa (6/7)
Kemudian 5 unit Isotank dari Balikpapan (merupakan Iso Tank baru) yang akan tiba pada Jumat (9/7) di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sedangkan 4 unit 20 feet dari Pertamina (ex LNG perlu dibersihkan) sedang dalam perjalanan dari Belawan kira-kira 4 hingga 5 hari perjalanan laut. Terakhir, akan ada tambahan 3 ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon.
PT Matesu Abadi dari Qingdao juga direncanakan tiba di Surabaya pada Sabtu (10/7) dan membawa 2.300 tabung kecil berkapasitas 1 m3.
Beberapa industri oksigen seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1.315 ton per hari.
Selain membahas persoalan kelangkaan tabung oksigen, Luhut juga membahas sejumlah kebutuhan lainnya untuk menangani pasien Covid-19.
“Di sini ada lonjakan penyebaran kasus Covid-19, sehingga PPKM Darurat sudah dilakukan mulai kemarin sampai nanti 20 Juli 2021. Untuk itu, kita gerak cepat memenuhi kebutuhan produk farmasi dan alkes kita, seperti kesiapan RS Lapangan dan pasokan oksigen,” ujar Menko Luhut.
Untuk itu, percepatan perlu segera dilakukan. Pertama adalah RS Lapangan di Wisma Haji Pondok Gede yang kedelapan gedungnya akan difungsikan untuk perawatan intensif, gejala sedang, dan asrama perawat.
Pemanfaatan dari ruangan nantinya memperhatikan zoning risiko, sirkulasi udara, akses dan jalur lalu-lintas petugas, pasien, logistik, dan barang bersih atau kotor.
Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, pemerintah siapkan rumah sakit darurat hingga oksigen
“Satu gedung nanti untuk perawatan intensif, kemudian lima gedung untuk gejala sedang, dan dua gedung untuk asrama perawat. Setiap gedung, punya kamar yang dimanfaatkan sebagai ruang tindakan, ruang farmasi, laundry, dan ruang petugas. In total, kita punya 785 tempat tidur (TT),” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat rapat Bersama Luhut.
Untuk Wisma Haji Pondok Gede ditargetkan mampu menerima 600 hingga 700 pasien komorbid. Dengan kapasitas seperti ini, tenaga kesehatan nantinya juga akan didatangkan dari luar Pulau Jawa untuk membantu menangani pasien yang ada di sini.
“Tenaga kesehatan yang datang dari luar Pulau Jawa ini nantinya akan membantu di RS Lapangan Wisma Haji. Kami sudah koordinasi dengan Menteri PUPR agar disediakan tempat tinggal bagi mereka,” papar Budi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sudah menyiapkan Rumah PU di kawasan Pasar Jumat yang mampu menampung para tenaga kesehatan yang dikirim dari luar Pulau Jawa.
Sementara itu untuk beberapa tempat yang juga dijadikan RS Lapangan seperti Rusun Nagrak, Pasar Rumput, dan Wisma Atlet yang dijadikan tempat isolasi.
Rusun Nagrak dan Pasar Rumput sudah mulai terisi dan beberapa tower juga sudah mulai penuh. Mereka yang masuk adalah pasien dengan kriteria OTG atau ada gejala ringan, tetapi tidak memenuhi 3 syarat, tidak memiliki komorbid, memiliki saturasi di atas 95%, dan tidak sesak nafas.
Baca Juga: PGN dan stakeholder produsen oksigen medis kolaborasi salurkan bantuan
Sejalan dengan itu, terdapat bantuan lainnya dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu pengembangan RS Modular Extension RSPJ. Totalnya ada sebanyak 400 TT ICU atau HCU. Ini merupakan kerja sama antara Pertamina IHC dan Wika Gedung.
Fasilitas seperti ini nantinya bisa dijadikan percontohan dan dikembangkan juga untuk kawasan Bandung, Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu dari segi keamanan untuk mengamankan RS Lapangan dan ketersediaan pasokan oksigen juga sudah dikoordinasi dan hari ini dilaksanakan. (Muhammad Choirul Anwar)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Titah Luhut ke Produsen Oksigen RI: 100 Persen untuk Medis!".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News