kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MenkopUKM Teten Ajak Perajin Sangkar Burung di Garut Miliki NIB


Minggu, 19 Desember 2021 / 20:52 WIB
MenkopUKM Teten Ajak Perajin Sangkar Burung di Garut Miliki NIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki?mengunjungi kerajinan?sangkar burung yang tergabung dalam Perkumpulan Pengusaha dan Perajin Bambu Mekarsari Jaya Mandiri, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Garut, Jawa Barat.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengajak para perajin sangkar burung yang tergabung dalam Perkumpulan Pengusaha dan Perajin Bambu Mekarsari Jaya Mandiri, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB).

"Kami akan terus mendorong transformasi dari usaha informal menjadi formal. Saat ini, legalitas usaha cukup dengan NIB," kata Teten, dalam keterangan resminya, Minggu (19/12).

Dengan memiliki izin usaha (NIB) menjadi usaha formal, para perajin akan banyak mendapat manfaat dan kemudahan. Di antaranya, mudah untuk mendapat akses pembiayaan, pasar, dan fasilitas-fasilitas usaha lainnya.

"Kita sudah siapkan akses pembiayaan murah, seperti Kredit Usaha Rakyat atau KUR dengan bunga sangat murah hanya 3%," jelas Teten.

Para perajin juga didorong untuk mengkonsolidasikan diri ke dalam satu wadah badan hukum bernama koperasi. Pasal, paguyuban atau perkumpulan bukanlah sebuah badan hukum.

Baca Juga: Menteri Teten pastikan debitur KUR korban erupsi Semeru bakal dapat perlakuan khusus

Cecep Saripudin salah satu Perajin sangkar burung di sana menjelaskan bahwa jumlah perajin yang tergabung perkumpulan sebanyak 2.000 perajin, dengan total produksi sekitar 300 set sangkar burung per hari.

"Ada 100 pengepul yang ada di Desa Mekarsari untuk menampung semua produk sangkar burung yang dihasilkan perkumpulan," kata Cecep.

Cecep mengakui, pihaknya tidak ada masalah mengenai tenaga kerja pembuat sangkar burung, bahan baku, dan juga pemasaran. Tenaga kerja memanfaatkan para anak muda yang ada di Desa Mekarsari.

Begitu juga dengan pemasaran, di mana produk sangkar burung Desa Mekarsari sudah melambung hingga ke Jakarta, Bogor, Bandung, Jateng, dan Jatim. "Namun, kita masih terkendala dalam hal permodalan usaha," ujar Cecep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×