kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menpar ingin salip pertumbuhan pariwisata Malaysia


Jumat, 06 Februari 2015 / 23:25 WIB
Menpar ingin salip pertumbuhan pariwisata Malaysia
ILUSTRASI. Kominfo take down terhadap 14.297 situs dan konten terkait berbagai produk keuangan ilegal. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan

BATAM. Menteri Pariwisata Arief Yahya ingin industri pariwisata di Indonesia bersaing dengan pariwisata Malaysia yang saat ini mempunyai nilai pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Malaysia mencapai 9,6%, meningkat dari angka 20,9 juta Wisman pada 2013 menjadi 22,9 juta Wisman pada 2014.

Sementara Indonesia pada 2014 hanya mencatatkan angka kunjungan wisman sebesar 9.435.411 atau tumbuh 7,2% dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebanyak 8.802.129 wisman.

Menurut , Menteri Pariwisata Arief Yahya, dengan angka pertumbuhan tersebut, industri pariwisata Indonesia terus tumbuh dari angka rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,7%.

"Namun belum cukup kompetitif," ujarnya ketika menjadi pembicara pada acara ASEAN Summit for State-Owned Enterprises and Media di Batam, Jumat (6/2).

Agar kompetitif, pertumbuhan industri pariwisata Indonesia kata dia, harus mendekati kompetitor terdekatnya di regional ASEAN, yakni Malaysia.

Sementara pemerintah menargetkan untuk menggaet 20 juta wisman pada 2019 nanti. "Walaupun sudah 20 juta, angka itu masih kalah dengan Malaysia," kata Arief.

Untuk mewujudkan target wisman pada 2019, sejumlah strategi tengah dilakukan oleh pemerintah. Antara lain, memperbaiki infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT (Information and Communication Technology), kebersihan dan higienitas serta mempermudah akses dan konektifitas ke daerah tujuan wisata.

Perbaikan infrastruktur tersebut diharapkan dapat mendongkrak daya saing pariwisata Indonesia di tataran global yang saat ini berada di ranking 70 naik ke peringkat 30 dunia pada 2019 nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×