Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berupaya menarik investor Korea Selatan untuk melakukan perluasan usaha ke kawasan industri luar Jawa, seperti di Sei Mangkei, Sumatera Utara dan Morowali, Sulawesi Tengah. Apalagi, kawasan industri tersebut masuk dalam daftar proyek strategis nasional sehingga diprioritaskan pengembangannya.
“Kami fokus mendorong percepatan pembangunan kawasan industri luar Jawa, sebagai salah satu upaya pemerataan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika menjadi pembicara pada The 8th Asian Leadership Conference dengan tema Invest in Indonesia: Nation of Abundant Natural and Human Resources di Seoul, Korea Selatan,dalam keterangan pers, Kamis (6/7).
Pembangunan kawasan industri khususnya di luar Jawa berperan signifikan untuk mengakselerasi cita-cita pemerintah mewujudkan Indonesia sentris. Apalagi, Indonesia berhasil meraih peringkat layak investasi yang diberikan oleh Standard & Poor's (S&P).
“Pemerintah telah menyiapkan beberapa wilayah menjadi pusat industri baru. Misalnya, kawasan industri Kuala Tanjung dan Sei Mangkei yang bisa menarik investasi untuk wilayah Sumatera. Kemudian, kawasan industri Morowali di Sulawesi Tengah dan Bitung di Sulawesi Utara diharapkan untuk pengembangan industri bagi wilayah Timur,” paparnya.
Untuk diketahui, kawasan industri Sei Mangkei berdiri di atas lahan seluas 2.002 hektare (Ha) dengan investasi Rp 9,5 triliun, yang difokuskan pada pengembangan di bidang industri pengolahan CPO. Kemudian, kawasan industri Morowali, berdiri di atas lahan seluas 1.200 Ha dengan investasi sekitar Rp 49,7 triliun, yang difokuskan pada pengembangan bidang industri ferronikel.
“Dalam tiga tahun ke depan, kami juga mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Serang,” tuturnya.
Sebanyak 73 perusahaan kawasan industri terdaftar menjadi anggota Himpunan Kawasan Industri (HKI) dengan total area seluas 54.650,52 Ha. "Kawasan industri telah berhasil merealisasikan beroperasinya industri manufaktur di dalamnya sebanyak 9.200 perusahaan yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3,68 juta orang,” papar Airlangga.
Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Korea Selatan adalah investor nomor tiga terbesar di Indonesia. Di sektor industri manufaktur, perusahaan-perusahaan Korea Selatan berkontribusi hingga 71% dari total investasi selama lima tahun terakhir sebesar US$ 7,5 miliar. Bahkan, pabrik-pabrik tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 900.000 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News