Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa divestasi atau pertambahan saham Indonesia pada PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 12% akan terjadi setelah 2041.
"Atas arahan perintah bapak Presiden Prabowo, kita menambah 12% dan divestasi ini nilainya sangat kecil sekali. Nah, tapi ini (divestasi) terjadi setelah 2041," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (24/10/2025).
Bahlil menambahkan, dirinya telah berbicara dengan Direktur Utama (Dirut) Freeport Indonesia, Tony Wenas bahwa usai insiden longsor yang terjadi di tambang Grasberg Block Cave (GBC), produksi tambang bulan depan dapat dimulai.
Baca Juga: Menteri Bahlil Pastikan Divestasi Saham Freeport Sebesar 12 Persen, Sudah Final
"Saya tadi malam Berbicara dengan Pak Tony Wenas. Sudah bisa kita memulai produksinya. Tapi saya katakan, kita audit total dulu, insyaallah dalam bulan depan sudah ada tanda-tanda perbaikan," jelasnya.
Sebelumnya, Freeport-McMoRan Inc. (FCX) mengumumkan berencana tetap mempertahankan kepemilikan sahamnya sebesar 49% atas PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga tahun 2041 mendatang.
"FCX berencana untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya sekitar 49% hingga tahun 2041 dan akan memiliki sekitar 37% kepemilikan saham setelah tahun 2041. Perjanjian tata kelola yang ada akan berlanjut selama umur sumber daya tersebut," ungkap induk PTFI dari Amerika Serikat (AS) itu yang dikutip dari laporan keuangan Freeport-McMoRan Inc. (FCX) periode kuartal III 2025, Jumat (24/10/2025).
Dalam laporan selama periode investasi multi-tahun, McMoRan Inc juga melaporkan bahwa PTFI telah berhasil mengoperasikan tiga tambang bawah tanah skala besar di kawasan mineral Grasberg (Grasberg Block Cave, DMLZ, dan Big Gossan) serta perluasan fasilitas penggilingan terkait.
Baca Juga: Presdir Freeport Sebut Divestasi 12% Saham Freeport-McMoRan Masih Tahap Diskusi
Pada tingkat operasi normal, operasi bawah tanah PTFI menghasilkan sekitar 1,7 miliar pon tembaga dan 1,4 juta ons emas per tahun dan merupakan salah satu operasi berbiaya terendah di dunia.
PTFI juga melakukan eksplorasi di kawasan mineral Grasberg dengan target potensi perluasan mineralisasi signifikan di bawah tambang bawah tanah DMLZ.
Pada tanggal 8 September 2025, PTFI mengalami insiden semburan lumpur yang signifikan di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.
"Operasi telah dihentikan sementara dan peningkatan bertahap untuk memulihkan produksi saat ini sedang direncanakan," ungkap Presiden dan Chief Executive Officer FCX Kathleen Quirk.
Sementara untuk tambang Kucing Liar, PTFI sedang melakukan aktivitas pengembangan tambang jangka panjang di deposit Kucing Liar di kawasan mineral Grasberg.
Baca Juga: Pemerintah Dapat Tambahan Saham Freeport, Pengamat Sebut Ini Bukan Saat yang Tepat
Kucing Liar diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas antara tahun 2029 dan akhir tahun 2041, dan perpanjangan hak operasi PTFI setelah tahun 2041 akan memperpanjang umur proyek.
"Per 30 September 2025, PTFI telah mengeluarkan dana sekitar US$1,0 miliar untuk Kucing Liar, dan investasi modal diperkirakan mencapai US$4 miliar selama tujuh hingga delapan tahun ke depan, rata-rata sekitar US$ 0,5 miliar per tahun," kata dia.
Sebelumnya, lewat divestasi pada 2018, Indonesia telah menguasai 51,2% saham perusahaan tambang emas dan tembaga raksasa itu melalui MIND ID.
Dan dengan divestasi tambahan 12%, kepemilikan saham MIND ID di PTFI akan bertambah menjadi sekitar 63,2%.
Selanjutnya: Sinergi Majukan Negeri, Bank Mandiri Perkuat UMKM dan Aksi Hijau di Livin’ Fest 2025
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (25/10), Provinsi Ini Berpotensi Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













