kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM mengakui ketergantungan energi dari impor masih tinggi


Rabu, 21 Oktober 2020 / 15:42 WIB
Menteri ESDM mengakui ketergantungan energi dari impor masih tinggi
ILUSTRASI. Menteri ESDM Arifin Tasrif. ANTARA FOTO/Didik Setiawan/wpa/hp.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui pemenuhan energi di Indonesia masih sangat bergantung pada impor.

Arifin menjelaskan, salah satu penyebabnya yakni pemanfaatan energi fosil yang masih mendominasi ketimbang pemanfaatan sektor Energi Baru Terbarukan.

"Sebagai contoh LPG yang memang menjadi salah satu kebutuhan utama terutama konsumsi dirumah ke depan akan menjadi tantangan  berat bagi pemerintah apa bila tidak melakukan substitusi dari sumber yang ada," ungkap Arifin dalam diskusi virtual, Rabu (21/10).

Ia menambahkan, upaya mendorong pemanfaatan EBT masih terus diupayakan antara lain pembangkit listrik berbasis EBT seperti PLTS, PLTSa hingga PLTP. Untuk pengembangan PLTSa, pemerintah mencanangkan pembangunan pembangkit listrik di 12 kota.

Salah satu langkah mendorong pengembangan panas bumi disebut Arifin akan diwujudkan melalui inisiasi kegiatan eksplorasi oleh pemerintah. Langkah ini dinilai dapat mengurangi resiko eksplorasi yang dihadapi para pengembang. "Saat ini  kapasitas kita 70 GW, diantaranya 19,5% pakai gas bumi, 35% batubara, 34,4% minyak bumi dan 10,9% EBT. Di 2025 diharapkan EBT bisa 23%," kata Arifin.

Baca Juga: Menteri ESDM dorong PLN supaya jaga kualitas dan efisiensi BPP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×