Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) yang digarap oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co (Huayou) atau yang disebut juga sebagai proyek Titan rampung pada akhir 2027.
"Terkait dengan ekosistem baterai mobil. Huayou sebentar lagi akan jalan dengan Antam dan IBC. Total investasinya sekitar US$ 8 miliar. Nah, kalau ini semua jadi, kita targetkan 2027 akhir ini semua sudah jadi," jelas Bahlil dalam acara International Battery Summit (IBS) 2025, Selasa (5/8/2025).
Berjalannya proyek ini, menurut Bahlil sejalan dengan target Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki ekosistem baterai EV terintegrasi.
Baca Juga: BUMN Beri Sinyal Tambah Kepemilikan Saham Sektor Midstream di Ekosistem Baterai EV
"Indonesia akan menjadi salah satu negara pertama yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengatakan saat ini IBC dan Hyuayou masih berada dalam tahap negosiasi setelah rekan mereka, LG Energy Solution (LGES) yang memutuskan hengkang pada 18 April lalu.
"Huayou masih negosiasi. Karena waktu itu kan konsorsium, LG kan mundur ya. Jadi kita lagi negosiasi mengenai struktur kepemilikan dan juga dari IRR (tingkat pengembalian internal) masing-masing proyek," ungkap Tiko.
Asal tahu saja, dalam proyek Titan ini, Hyuayou menggantikan anggota sebelumnya, konsorsium LG Energy Solution (LGES) yang terdiri dari terdiri produsen dan manufaktur yang mayoritas berbasis di Korea Selatan, seperti LG Energy Solution, LG Chem, LG Internasional, dan Posco.
Baca Juga: Groundbreaking Proyek EV Baterai Bareng Huayou Mundur Maksimal Oktober 2025
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, majunya Huayou sebagai investor utama dalam proyek Titan diungkap oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani.
Menurut Rosan, Huayou sudah memiliki teknologi untuk pengembangan baterai listrik. Sehingga dalam konteks investasi ini, perusahaan tersebut hanya tinggal menggantikan posisi LG sebagai ketua konsorsium investasi baterai listrik.
Adapun Proyek titan awalnya diestimasikan memiliki nilai investasi sebesar US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp164,5 triliun.
Dengan detail investasi di hulu tambang senilai US$ 850 juta, smelter HPAL US$ 4 miliar, pabrik prekursor/katoda senilai US$ 1,8 miliar, dan pabrik sel baterai senilai US$ 3,2 miliar.
Selanjutnya: Honda Percepat Elektrifikasi, Andalkan Hybrid Jadi Tahap Transisi di Pasar Indonesia
Menarik Dibaca: Padel Jadi Tren, Komunitas Jadi Wadah Antar Pemain
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News