Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masih terus melanjutkan pengembangan bisnis propertinya meskipun fokus utama perusahaan tahun ini tetap di sektor industri. Pengembangan properti SSIA diarahkan ke proyek-proyek yang bisa menghasilkan pendapatan berulang.
Bisnis properti recurring income yang menjadi adalah SSIA adalah hotel. Saat ini, perusahaan ini telah memiliki 10 hotel yaitu Grand Melia Jakarta, Melia Bali Hotel, Banyan Tree Ungasan Resort, dan tujuh Batiqa Hotel.
Dalam mengembangkan bisnis hotel, SSIA ke depan akan mulai fokus menjadi operator. Lewat Batiqa Hotel Manangement, mereka sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa investor untuk mengoperasikan hotel baru.
"Kita sedang negosiasi untuk jadi hotel management di beberap tempat. Kemungkinan yang berpotensi tutup tahun ini ada dua sampai tiga hotel, ada di jakarta dan di luar Jakarta," kata Erlin Budiman, Investor Relation SSIA pada Kontan.co.id, Kamis (9/8).
Selain itu, SSIA juga berencana mengembangkan apartemen di Kawasan Kasablanka, Jakarta Selatan. Mereka telah memiliki lahan seluas 2.000 meter persegi (m2) disana. Namun, rencana proyek ini masih dalam tahap studi kelayakan dan penentapan design sehingga belum masuk dalam anggaran belanja modal tahun 2018.
Menurut Erlin, lahan di Kasablanka itu akan dikembangkan menjadi proyek recurring income yang bisa menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan buat perusahaan. "Jadi kamu sedang mengkaji untuk membangun apartemen sewa," katanya.
Adapun proyek properti lain yang sudah dimiliki SSIA adalah Suryacipta Square di Karawang. Itu merupakan proyek food plaza dan perkantoran dengan luas area lahan sekitar 10 ha. Dari lahan itu baru dikembangkan sekitar 75% sehingga masih ada potensi untuk perluasan ke depan.
Sedangkan di sektor perkantoran, SSIA masih menahan diri. Proyek perkatoran SSI Tower yang sudah dirobohkan sejak tahun 2014 untuk direvitalisasi masih belum mulai dibangun. Erlin bilang, pengembangan proyek itu tidak jadi fokus perusahaan karena kondisi pasar perkantoran di Jakarta masih over supply.
SSIA saat ini masih mencari mitra startegis untuk diajak bekerjasama mengembangkan proyek perkantoran. Proyek baru akan mulai dibangun jika partner sudah dapat. "Saat ini fokus utama kami masih di industrial di Subang," ujar Erlin.
Selain pengembangan bisnis properti, SSIA juga mengembangkan unit bisnis pendukung properti. Lewat PT Horizon Internusa Persada, mereka mengembangkan flatform online accomdation sharing yang menyediakan pilihan penyewaaan produk properti dalam bentuk apartemen, rumah dan villa yaitu Travelio.com.
Konsep bisnisnya mirip AirBnB. Flatform ini akan mempermudah orang untuk melakukan pencarian sewa rumah, apartemen, atau villa dalam jangka waktu pendek. Namun, SSIA hanya memiliki porsi minoritas dalam Travelio.com sehingga dampaknya ke perseroan tidak besar. Sementara secara keseluruhan, bisnis properti dan pendukungnya telah memberikan porsi sekitar 15%-20% terhadap pendapatan SSIA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News