kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meraih untung dari properti di tahun ular


Jumat, 07 Desember 2012 / 08:28 WIB
Meraih untung dari properti di tahun ular
ILUSTRASI. perusahaan pelayaran alias perkapalan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD). Foto Dok LEAD


Reporter: Marga Raharja, Muhammad Yazid, Azis Husaini | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kenaikan harga properti cukup mencengangkan belakangan. Harga rumah, apartemen, hingga ruko naik pesat. Bahkan, di daerah-daerah tertentu, kenaikan harga properti tergolong gila-gilaan.

Di daerah Pondok Indah semisal. Risza Bambang, pengembang properti yang juga aktuaris mencatat, tahun 2005, harga tanah di kawasan elit itu baru Rp 6 juta hingga Rp 7 juta per m². Kini harga sudah  sekitar Rp 40 juta per m² atau naik 566,67%-471,43% hanya dalam tempo tujuh tahun. Bahkan,  di Bukit Golf, Pondok Indah, harga tanah sudah Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per m².

Kenaikan tajam juga terjadi di daerah-daerah lain. Di Cilandak Barat, tahun 2008, harga tanah masih sekitar Rp  4 juta per m².  Sekarang, "Kalau ada yang menjual dengan harga Rp 10 juta akan cepat disambar pembeli," ujar dia,

Di kawasan itu, kata Risza, harga tanah rata-rata sudah mencapai Rp 15 juta per m². Ini artinya, hanya dalam tempo empat tahun, kenaikan harga tanah mencapai 275%.  

Kenaikan harga tanah memang terjadi merata di wilayah Jobodetabek. Ini pula yang mendongkrak harga rumah, apartemen, kondomunium, hingga ruko. Di perumahan Pinewood di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jakarta Timur.  Harga tanah di perumahan yang hanya ada 35 unit itu sudah naik lebih dari 100%.

Sekitar tiga sampai empat tahun lalu, harga tanah di sana baru sekitar Rp 3 juta per m². Saat ini, harga tanah di sana mencapai  Rp 6,6 juta. Harga rumah dengan tipe 130 m² dibanderol Rp 2 miliar. "Tinggal satu kavling yang tersisa," ujar Sudrajad, staf marketing PT Gapura Kencana Abadi.

Meroketnya harga tanah ini pula yang menyebabkan banyak orang menaruh dananya di properti. Dengan bunga simpanan di perbankan yang mungil, yakni hanya 5% sampai 6%, deposan hanya menerima bunga bersih sekitar 5% per tahun setelah dipotong dengan pajak 20%.

Tak pelak, banyak pemilik dana yang memilih membiakkan dananya di properti. Selain bisa ditempati sendiri,  aset properti juga bisa menjadi aset produktif jika disewakan. Sudah begitu, saban tahun, harga properti juga naik. Ini pula yang barangkali membuat banyak proyek properti ludes dalam hitungan bulan.

Ali Hanafia Lijaya, Direktur Century 21 bilang, tahun 2011 dan 2012 memang terjadi booming properti dengan kenaikan harga yang sangat tinggi. Prediksi dia, di tahun depan,  rumah masih masih menjadi primadona investasi karena harganya bisa naik 10%-30% per tahun.  Menarik, kan?                 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×