Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Hingga periode September, KINO mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,93 triliun atau turun 5,78% dibandingkan capaian di kuartal ketiga tahun lalu yang mencapai Rp 3,11 triliun.
Jika dirinci, penjualan KINO ditopang oleh segmen produk minuman senilai Rp 1,40 triliun, perawatan tubuh sebesar Rp 1,17 triliun, produk makanan sebesar Rp 304,80 miliar, farmasi Rp 46,22 miliar, serta makanan hewan Rp 189,63 juta.
Dari sisi bottom line, KINO meraih laba bersih sebesar Rp 82,80 miliar pada periode sembilan bulan 2021. Capaian itu merosot hingga 48,79% dibandingkan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 161,69 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
KINO pun tidak memasang target yang muluk-muluk hingga akhir tahun nanti, lantaran kondisi di periode kuartal IV-2021 dirasa masih menantang. Tapi, dengan pengendalian kasus Covid-19, vaksinasi yang gencar dilakukan, serta ekonomi yang kembali bergerak, KINO optimistis bisa menjaga kinerja penjualan dan laba bersih di level yang sama seperti realisasi tahun lalu.
Baca Juga: Hingga akhir 2021, Kino Indonesia (KINO) berikhtiar mengejar capaian kinerja keuangan
"Kami masih melihat situasi di kuartal keempat ini, karena tantangan masih cukup berat. Kami harapkan akan lebih membaik, sehingga bisa mengejar penjualan dan profit di tahun 2020. Target kami bisa menyamakan, tapi masih harus melihat apakah bisa dicapai dengan kondisi market yang ada," jelas Budi.
Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu KINO mencetak pendapatan sebesar Rp 4,02 triliun. Di bottom line, KINO meraih laba bersih sebesar Rp 113,6 miliar.
Selanjutnya: Kehadiran bank digital akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News