Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) lebih menghendaki penyertaan modal negara (PMN) untuk membiayai pembelian 13 unit pesawat Xian MA-60 sampai akhir tahun.
Direktur Utama Merpati Sardjono Jhony Tjitrokusumo menjelaskan, saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang mempertimbangkan apakah sub loan agreement (SLA) atau penerusan pinjaman untuk mendatangkan pesawat tersebut dihitung sebagai utang atau penyertaan modal negara (PMN).
"Kalau PMN, kami kan tidak perlu keluar modal atau menambah utang lagi," kata Jhony, Kamis (12/8).
Wakil Direktur Utama Merpati Adhy Gunawan menambahkan, perseroan mengharapkan proses penentuan skema SLA itu bisa segera diputuskan; sehingga maskapainya bisa mulai mendatangkan pesawat asal China itu akhir bulan ini.
"Kami akan mendatangkannya secara bertahap sampai akhir tahun ini. Tahun lalu kami sudah datangkan 2 dari total 15 MA-60 yang dipesan. Sehingga tinggal 13 lagi," jelasnya. Menurut Adhy, beberapa rute yang akan dilayani pesawat tersebut adalah Medan-Silangit dan Medan-Sibolga.
Sebelumnya, Pemerintah menugaskan Merpati untuk membeli 15 MA-60 sebagai kompensasi keikutsertaan China dalam proyek listrik 10.000 MW. Nilai seluruh pesawat tersebut mencapai US$ 232 juta. Untuk mendatangkan pesawat berkapasitas 54 kursi tersebut, Merpati melalui Pemerintah Indonesia memperoleh SLA dari Pemerintah
China dan Exim Bank of China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News