Reporter: Monika Novena , Petrus Dabu, Gloria Haraito | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Hidup segan, mati pun tak mau. Rasanya kondisi ini tepat disandangkan pada PT Merpati Nusantara Airlines. Belum juga menuntaskan restrukturisasi, kini Merpati kembali sempoyongan lantaran PT Pertamina (Persero) berhenti memasok avtur sejak Sabtu lalu (15/10).
Akibatnya, Merpati terpaksa menghentikan sejumlah penerbangan dari dan ke Bandara Juanda, Surabaya dan Bandara Hasanuddin, Makassar. Direktur Utama Merpati Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengatakan, Pertamina menyetop pasokan avtur lantaran Merpati menunggak pembayaran avtur sebesar Rp 550 miliar. “Dampaknya, 80% penerbangan Merpati berhenti beroperasi," tuturnya, Sabtu.
Ia menyesalkan keputusan Pertamina tersebut. Padahal menurut dia, Merpati berjanji melunasi utang begitu PT Perusahaan Aset Negara (PPA) mengucurkan penyertaan modal negara (PMN) yang sebesar Rp 561 miliar.
Menurut Jhony, kini Merpati kewalahan menghadapi kondisi ini lantaran hampir 90% pendapatan digunakan untuk membayar avtur senilai sekitar Rp 3,8 miliar per hari. Dengan penghentian operasi sejumlah penerbangan, Merpati pun merugi Rp 2 miliar - Rp 2,5 miliar per hari.
Mengingkari perjanjian
Di lain pihak, Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Mochamad Harun menerangkan, Pertamina menghentikan pasokan avtur karena Merpati tidak beritikad baik untuk melunasi utangnya. Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani oleh Merpati, PPA, dan Pertamina pada 18 Agustus 2011, pembayaran avtur mulai 5 September tak lagi difasilitasi dan dijamin oleh PPA.
Dengan kata lain, mulai saat itu Merpati harus membayar tunai avtur. "Tapi mereka tak juga mencicil utang, padahal sudah menerima untung dari penjualan tiket," tutur Harun.
Seperti diketahui, Merpati menunggak pembelian avtur senilai Rp 550 miliar pada Pertamina sejak 2006. Nilai utang ini terdiri dari utang pokok
Rp 270 miliar, beserta bunga dan denda. Dari utang tersebut, PPA hanya menjamin utang tahap I Rp 212 miliar dan tahap II Rp 44,2 miliar. Adapun denda, bunga, serta utang berjalan mencapai Rp 3,83 miliar dan US$ 104.163,65.
Melihat jumlah utang yang begitu besar, Pertamina pun ragu Merpati bisa menunaikan kewajibannya. Meskipun begitu, to,h Pertamina membuka peluang memasok avtur kembali jika Merpati mau memberikan jaminan atau komitmen pelunasan utang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News