kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski ada persoalan lingkungan, Inalum yakin pembiayaan divestasi sesuai target


Jumat, 19 Oktober 2018 / 18:00 WIB
Meski ada persoalan lingkungan, Inalum yakin pembiayaan divestasi sesuai target
ILUSTRASI. DIVESTASI SAHAM PT FREEPORT


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Menurut Rendi, pembiayaan lewat perbankan ini adalah opsi yang dipilih karena dinilai sebagai cara pembiayaan yang paling murah. “Opsi-nya kan ada dari perbankan, ada juga dari bond. Nah, kan kita lihat-lihat nih mana yang menguntungkan, kita cari pembiayaan yang murah,” jelasnya.

Sebelumnya, Rendi juga bilang, pemilihan sejumlah bank asing tersebut juga mempertimbangkan soal upaya menjaga stabilitas kurs rupiah, dan bunga yang lebih kompetitif. Ia pun mengklaim, bahwa tidak ada jaminan aset atau saham Inalum di dalam pinjaman ini. “Tidak ada yang dijadikan jaminan, karena pemberi pinjaman tahu kalau bisnis Freeport mengungtungkan,” katanya.

Namun, Rendi tidak menjelaskan apakah pihaknya memiliki opsi pendanaan lain jika pembiayaan dari bank ini menemui hambatan. Ia juga mengungkapkan, bahwa pihaknya tak memiliki opsi untuk merogoh kocek dari anggota holding industri pertambangan lainnya, yakni PT Bukit Asam, Aneka Tambang dan PT Timah. “Nggak ada andai-andai terhambat. Nggak ada opsi ngambil (dari anggota holding) segalam macam,” jelasnya.

Sementara selepas penandatangan SPA lalu, saat ditanya wartawan, Budi Gunadi menyebut bahwa jika dibutuhkan, bisa saja memakai kas internal Inalum sekitar US$ 1,5 miliar. “Kita bisa penuhi dari bantuan keuangan. Kalau dibutuhkan kita bisa pakai. Kita punya kas internal mendekati US$ 1,5 miliar,” kata Budi.

Di sisi lain, dari pinjaman sebesar US$ 3,85 miliar itu, Rendi menjelaskan bahwa Inalum akan memberikan pinjaman sebesar US$ 900 juta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Papua. Dana itu diperuntukkan sebagai pembayaran bagi 10% saham Pemda Papua yang diambil dari 51% saham Inalum setelah divestasi terealisasi.

Soal pelunasannya, Rendi menyebut itu akan dilakukan melalui cicilan yang diambil dari pembagian dividen yang nantinya akan diperoleh oleh Pemda Papua. Ia mengklaim, hal tersebut tidak akan memberatkan karena Inalum akan mengalokasikan dividen lebih banyak dari cicilannya. 

Namun, soal lama pengembalian, ia tak mau membeberkannya. “Cicilannya nanti tidak akan bebani pemda karena alokasi dividennya lebih banyak. Kami nggak mau semua dividen untuk bayar cicilan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×