Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Haryanto menyebut, AKRA mencatatkan kinerja positif pada kuartal akhir tahun lalu, yang disokong oleh segmen perdagangan dan distribusi, penjualan tanah, serta pendapatan sewa dari Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE). Menurutnya, capaian di akhir tahun lalu ikut menyokong kinerja AKRA di Kuartal I tahun ini.
"Ini memberi kami keyakinan bahwa kami akan dapat mempertahankan pertumbuhan penjualan yang sehat pada tahun 2020 dan mempertahankan profitabilitas serta margin," ungkapnya.
Baca Juga: Beroperasi sejak tahun 1982, PLTP Kamojang hasilkan produksi listrik hingga 2,4 GWh
Adapun, pada tahun lalu AKRA mengantongi pendapatan sebesar Rp 21,70 triliun atau turun 7,81% dari pendapatan pada 2018yang sebesar Rp 23,54 triliun.
Sepanjang tahun lalu, pendapatan dari bisnis BBM lebih rendah sebesar 8% menjadi Rp 15,74 triliun lantaran average selling price (ASP) yang lebih kecil. Volume BBM industri terus meningkat secara tahunan sementara penjualan BBM bersubsidi lebih rendah.
Begitu juga untuk penjualan bahan kimia yang mengalami penurunan sebesar 16% menjadi Rp 4,46 triliun pada 2019 karena ASP lebih rendah, meski secara volume naik sebesar 3%.
Sedangkan, pendapatan dari lini bisnis logistik tumbuh 34% secara tahunan menjadi Rp 796 miliar dengan pendapatan yang lebih tinggi dari pengoperasian pelabuhan dan pendapatan dari tangki penyimpanan.
Baca Juga: Hingga tengah hari, harga emas spot terus menurun menjadi US$ 1.469,98 per ons troi
Dengan kondisi tersebut, AKRA mencatatkan aba neto inti dari operasi yang dilanjutkan sebesar Rp 714 miliar atau tumbuh tipis 0,28% dari laba 2018 Rp 712 miliar. Namun, laba neto tahun berjalan AKRA anjlok 55,9% menjadi Rp 703,07 miliar dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka RpĀ 1,59 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News