kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Metland pasang target konservatif


Senin, 03 Agustus 2015 / 11:11 WIB
Metland pasang target konservatif


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Iklim bisnis properti pada semester II-2015 di prediksi belum akan membaik. Walhasil, pengembang properti PT Metropolitan Land (Metland) memilih memasang target konservatif untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis kurang dari 10% atawa single digit.

Hal ini diungkapkan Olivia Surodjo, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land kepada KONTAN akhir pekan lalu. "Kami harapkan tetap tumbuh meski tidak terlalu tinggi," kata Olivia.

Takaran pencapaian kinerja hingga akhir tahun ini memang cukup realistis berdasarkan pencapaian penjualan perusahaan ini sepanjang semester I-2015 yang sebesar Rp 527,24 miliar atau naik 6,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014 yakni, Rp 494,14 miliar.

Sementara, laba bersih paruh pertama tahun ini tercatat Rp 126,29 miliar atau naik 7,4% ketimbang perolehan semester I-2014, Rp 117,61 miliar. Adapun angka marketing sales sepanjang tahun ini ditargetkan Rp 1,29 triliun atau naik 15% dari tahun lalu.

Olivia melihat di semester II-2015 ini, ada katalis positif yang diharapkan bisa mendongkrak penjualan, yakni kebijakan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melonggarkan batasan uang muka kredit atau lebih dikenal dengan loan to value (LTV) di industri perbankan.

Batas minimum uang muka kredit perumahan yang semula 30% dari harga rumah, kini turun menjadi cukup 20% dari harga rumah yang akan dibeli dengan cara kredit. Aturan ini bertujuan agar masyarakat bisa lebih mudah membeli rumah tinggal lantaran uang muka lebih murah.

Sayangnya, di tengah harapan meningkatnya penjualan perumahan lewat KPR, ternyata perbankan saat ini tengah berhati-hati dalam mengucurkan kredit sektor properti. Olivia menyebut, bank meminta side collateral atawa jaminan tambahan kepada pengembang properti. Kondisi inilah yang ia sebut sebagai langkah kontraproduktif dari perbankan, sehingga menyebabkan kredit sulit tumbuh.

Jaminan ini dimaksudkan agar pengembalian kredit yang dikucurkan oleh pihak bank menjadi lebih aman. Jaminan tambahan ini bisa berupa aset atau jaminan pribadi.

Pun demikian, Metropolitan Land optimistis bahwa mereka tak akan bermasalah dengan aturan ini lantaran proyek landed housenya sudah ada  di tahap pengerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×