kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

MICE makin ramai, Dyandra (DYAN) bidik pertumbuhan pendapatan 80% di 2021 dan 2022


Selasa, 07 Desember 2021 / 18:56 WIB
MICE makin ramai, Dyandra (DYAN) bidik pertumbuhan pendapatan 80% di 2021 dan 2022
ILUSTRASI. Kegiatan MICE semakin ramai, Dyandra (DYAN) membidik pertumbuhan pendapatan 80% di 2021 dan 2022.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) mengincar pertumbuhan pendapatan yang cukup signifikan pada tahun 2021 dan 2022. Pencapaian target itu dimungkinkan dengan semakin ramainya bisnis Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions (MICE) seiring pengendalian pandemi Covid-19 dan pelonggaran pembatasan mobilitas.

Direktur Utama Dyandra Media International Daswar Marpaung mengatakan, hingga periode kuartal ketiga 2021 kinerja keuangan DYAN cukup terdongkrak. Dalam sembilan bulan tahun ini, DYAN membukukan pendapatan neto sebesar Rp 226,97 miliar atau tumbuh 39% dibandingkan Rp 163,18 miliar pada kuartal III-2020.

DYAN pun mampu menekan rugi tahun berjalan dari Rp 156,85 miliar pada kuartal III-2020 menjadi Rp 86,13 miliar pada kuartal III-2021. "Hal ini menunjukkan adanya peningkatkan performa keuangan, jika dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu," ujar Daswar dalam public expose yang digelar secara virtual, Selasa (7/12).

Bisnis DYAN ditopang empat segmen yang dijalankan oleh anak usahanya. Pertama, PT Dyandra Promosindo yang menggarap event/exhibition organizer business. Kedua, PT Dyamall Graha Utama untuk supporting event business.

Baca Juga: Pendapatan Dyandra Media International (DYAN) tumbuh 39% di kuartal III-2021

Ketiga, PT Nusa Dua Indonesia untuk veneu owned & hall management business. Keempat, PT Graha Multi Utama yang menggarap hotel business. Dari empat segmen usahanya, pendapatan DYAN hingga kuartal III-2021 didominasi dari bisnis event/exhibition organizer dengan kontribusi 89%.

Pendapatan lainnya berasal dari supporting event sebanyak 2%, convention & exhibition hall 4%, dan hotel sebesar 5%. Seiring adanya penurunan kasus Covid-19 dan relaksasi PPKM, DYAN optimistis pertumbuhan kinerja pada periode kuartal keempat bisa terus terjaga. 

Apalagi, DYAN juga telah turut menyukseskan penyelenggaraan seri penutup World Superbike (WSBK) 19-21 November 2021 lalu di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah. Selain event akbar WSBK, pada kuartal IV-2021 ini DYAN juga menggarap penyelenggaraan sejumlah event baik secara online maupun hybrid.

Dengan tren bisnis saat ini, DYAN pun optimistis untuk mengejar kenaikan pendapatan hingga 80% sampai dengan tutup tahun nanti. "Kalau dari estimasi kami, untuk revenue saja, sampai akhir 2021 bisa tumbuh 80% dibanding 2020," kata Daswar.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur & Corporate Secretary DYAN Hendra Noor Saleh menerangkan bahwa kinerja bisnis di 2021 bisa lebih tinggi dibanding tahun lalu, lantaran pada 2020 belum ada pola pengadaan event. Terutama untuk penyelenggaraan pameran dan musik.

Di 2021, konsep hybrid event atau penggabungan event secara offline dan online mulai gencar digelar sejak Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) pada 15-25 April 2021. "Sejak saat itu dunia MICE mendapatkan momentum dan model pelaksanaan pameran hybrid berdasarkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability)," kata Hendra.

Namun, penyelenggaraan event saat masa pandemi memang masih tergantung dari penyebaran kasus covid-19 dan pembatasan mobilitas (PPKM). Buktinya, penerapan PPKM darurat saat kasus covid-19 melonjak di bulan Juli-Agustus membuat bisnis MICE kembali tiarap.

Segmen bisnis MICE khususnya untuk event organizer baru bisa kembali bergerak pada bulan Oktober. "Alhamdulillah cukup banyak pameran kami yang mendapat izin, baik offline, hybrid maupun online," imbuh Hendra.

Baca Juga: Dyandra Media International (DYAN) optimalkan kinerja di Kuartal IV 2021

Strategi dan target di 2022

DYAN berharap tren pemulihan bisnis MICE bisa berlanjut pada tahun depan. Untuk menjaga pertumbuhan kinerja, Daswar Marpaung membeberkan bahwa DYAN telah memiliki sejumlah strategi, khususnya untuk segmen bisnis event organizer dan convention & exhibition hall business.

Daswar menyebut ada enam strategi untuk segmen event organizer business. Pertama, menguasai pangsa pasar industri MICE di Indonesia. Kedua, optimalisasi hybrid event. Ketiga, pembentukan inisiatif event baru dan signature event.

Keempat, integrasi bisnis unit. Kelima, pengembangan digital platforrm OOPS & Dinamic Studio pada hybrid event. Kemudian strategi yang keenam adalah optimalisasi digital marketing.

Sedangkan untuk segmen convention & exhibition hall business. DYAN memiliki empat strategi utama. Pertama, menyukseskan Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) menjadi official venue, sebagai tempat penyelenggaraan acara Global Practice Disaster Risk Reduction Comference-Triennal pada Mei 2022, serta acara Presidensi G20 pada bulan Oktober 2022.

Strategi kedua, DYAN berfokus pada market domestik dan segmen pemerintahan. Ketiga, promosi pemasaran MICE bersama MICE stakeholder untuk mendatangkan event internasional. Keempat, penerapan protokol CHSE.

Dengan ekspektasi pemulihan pandemi covid-19 terus berlanjut, dan PPKM tidak kembali diperketat, DYAN pun membidik pertumbuhan pendapatan hingga 80% pada 2022. "Untuk rugi/laba belum bisa kami sampaikan, karena ini sangat tergantung situasi. Kami hanya bisa memberikan proyeksi pertumbuhan pendapatan 80% daripada 2021," kata Daswar.

Baca Juga: Dyandra Media International (DYAN) siap mengail berkah pelaksanaan G20 2022 Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×