Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Michelin Indonesia mengaku sejak resesi ekonomi yang dialami Amerika dan juga negara-negara eropa lainnya, perseroan ikut merasakan imbasnya. Meskipun tidak sampai tergerus jauh namun telah terjadi sedikit pelemahan dari sisi permintaan ekspor di kuartal ketiga 2022.
"Memang ada sedikit pelemahan permintaan di kuartal ke-3 karena banyak konsumen yang menahan diri untuk spending. Kami melihat tahun ini dan juga tahun depan masih banyak sekali tantangan dan ketidakpastian yang akan dihadapi Michelin dan pelaku bisnis pada umumnya. Kita belum sepenuhnya keluar dari situasi pandemi, kondisi geopolitik yang belum menentu mempengaruhi ketersediaan dan harga bahan baku dan biaya logistik, pada saat yang sama hampir semua pelaku bisnis melihat ada bayang-bayang resesi di berbagai negara," kata Head of Public Affairs Michelin, Kartika Santi kepada Kontan, Minggu (23/10).
Baca Juga: Michelin Indonesia Naikkan Harga Jual Ban Akibat Biaya Produksi Meningkat
Pasalnya produksi ban Michelin mayoritas penjualannya berasal dari ekspor, bahkan di tahun 2021, seluruh produk dijual secara ekspor dengan pertumbuhan penjualan naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Seiring dengan peluncuran ban mobil penumpang BFGoodRich Advantage Touring, perseroan mulai memasarkannya di dalam negeri, meskipun masih dalam jumlah yang sedikit.
"Baru kali ini kita pasarkan di Indonesia, sebelumnya ban kita selalu diekspor ke luar negeri terutama Amerika. Ditambah lagi dengan kebijakan dimana ban Achilles sejak tahun ini kita hentikan ekspornya dan fokus untuk pasar dalam negeri, sehingga BFGoodRich yang akan memenuhi ekspor tersebut disamping tetap kita jual di dalam negeri," kata Kartika,
Meskipun dengan ketidakpastian ekonomi ke depannya, Michelin masih sangat optimis pendapatan tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun 2021.
"Produksi dan pendapatan pada semester pertama tahun ini masih sesuai target, bahkan meningkat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Memang ada sedikit pelemahan permintaan di kuartal ke-3, tapi tren pertumbuhan diharapkan kembali membaik sehingga pendapatan di tahun ini tetap mencapai target," kata Kartika.
Baca Juga: Michelin Hentikan Ekspor Ban Achilles,Targetkan Ekspor & Utilisasi BFGoodrich 100%
Michelin juga terus meningkatkan produksi ban merek BFGoodrich dan Uniroyal dan terus berusaha untuk memaksimalkan utilisasi pabrik untuk ban mobil penumpang. Tahun lalu produksi ban BFGoodrich dan Uniroyal antara 40%-45%, sedangkan untuk Achilles sekitar 25%.
"Tahun ini produksi dan penjualan BFGoodrich dan Uniroyal ditargetkan mencapai lebih dari 80 persen dari total penjualan ban mobil. Peluncuran ban mobil penumpang BFGoodrich untuk pasar Indonesia juga kami harapkan turut menunjang pendapatan perusahaan di tahun ini dan tahun-tahun mendatang," kata Kartika kepada Kontan (23/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News