kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Miliki Cadangan Batubara 31,7 Miliar Ton, Eksplorasi Indonesia Masih Rendah


Kamis, 05 Desember 2024 / 16:34 WIB
Miliki Cadangan Batubara 31,7 Miliar Ton, Eksplorasi Indonesia Masih Rendah
ILUSTRASI. Indonesia tercatat sebagai negara kelima di dunia yang memiliki cadangan batubara terbesar dengan nilai cadangan batubara tahun ini mencapai 31,7 miliar ton. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia tercatat sebagai negara kelima di dunia yang memiliki cadangan batubara terbesar mencapai 31,7 miliar ton. Sayangnya, di tengah cadangan melimpah langkah eksplorasi mineral termasuk batubara di Indonesia masih rendah.

Adapun, merujuk catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah sumber daya batubara Indonesia mencapai 91,6 miliar ton. Dengan cadangan dan sumber daya yang melimpah ini menurut Ketua Umum Indonesian Mining Association (IMA) Rahmat Makkasau, kapasitas ini bisa digunakan untuk 200 tahun-500 tahun lagi.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno mengakui bahwa masih kurang dari 20% wilayah di Indonesia yang telah dieksplorasi. 

"Eksplorasi yang dilakukan secara detail di Indonesia mungkin masih kurang dari 20%, itulah yang perlu diidentifikasi. Seperti batubara, cekungan kan banyak banget, tetapi yang telah detail sampai eksplorasi belum banyak," ungkap Tri dalam sesi diskusi di acara Indonesia Mining Summit 2024, di Jakarta, Rabu (4/12).

Baca Juga: APBN Terbatas, Ekonom: Debt Swap Jadi Kunci Pensiun PLTU Batubara

Eksplorasi yang rendah juga tidak sejalan dengan jumlah perizinan tambang Indonesia yang menurut Tri, terbanyak di dunia.

"Betul memang bahwa jumlah perizinan yang ada di Indonesia itu 4.600-an. Mungkin kalau saya dicek di seluruh dunia, Indonesia merupakan rekor dengan pemegang izin terbanyak di dunia. Jadi poin yang saya sampaikan bahwa mengelola tambang di Indonesia memang tidak semudah di negara-negara lain, baik skala besar maupun kecil," katanya.

Lebih detail, dari 4.634 izin tambang yang dikeluarkan pemerintah, jumlah kegiatan eksplorasi masih kurang dari 10.

Adapun, untuk mempercepat eksplorasi tambang, Tri mengungkapkan, pemerintah berencana mengevaluasi dana ketahanan cadangan tambang yang sudah diwajibkan kepada perusahaan tambang.

”Mungkin untuk tahun 2026 kita evaluasi untuk dana ketahanan cadangan ini,” ujarnya.

Di sisi lain Tri menekankan, kebutuhan dunia terhadap batubara dan mineral lainnya tidak akan menurun ditengah langkah besar negara-negara dunia untuk melakukan transisi energi menuju energi bersih. Khusus Indonesia, target peningkatan ekonomi 6-8 persen juga akan berpengaruh pada peningkatan penggunaan listrik yang 67%-nya masih berasal dari batubara.

Baca Juga: Bumi Resourcers (BUMI) Optimistis Produksi Batubara Capai 80 Juta Ton di Tahun 2025

"Otomatis dengan pertumbuhan 6 sampai 8 persen otomatis kebutuhan listrik kita akan naik. Listrik saat ini sekitar 91 gigawatt (GW). Perkiraan akan naik hingga 150 GW. Artinya, semua akan naik dengan adanya pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.

"Eksplorasi memang harus kita galakkan untuk meningkatkan ketahanan sumber dana ketahanan yang ada di Indonesia," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Priyadi juga mengatakan eksplorasi mineral, termasuk batubara yang terhambat salah satunya penyebabnya adalah karena izin pertambangan yang tumpang tindih.

"Padahal seharusnya semua wilayah ini kita identifikasi, terkait sumber daya yang cocok. Baik perkebunan atau pertambangan, kalau dua-duanya cocok, tinggal bagaimana mengatur waktunya," kata Priyadi.

Ke depan, dia berharap pemerintah dapat segera membentuk peta hilirisasi mineral dan batubara yang terintegrasi atau one map.

Baca Juga: Proyek Hilirisasi Bakal Mengerek Penyaluran Kredit Korporasi Tahun Depan

"Moga-moga one map yang akan dibuat pemerintah ini tidak terlambat. Karena keberlanjutan akan tergantung seberapa besar cadangan berikutnya yang ditemukan secara continue," tutupnya.

Adapun, produksi dan kebutuhan dalam negeri terhadap batubara masih terus meningkat. Mengutip data APBI, pada tahun 2023 total produksi batubara Indonesia mencapai 775jt ton atau melampaui target awal 696jt ton. Sedangkan, produksi periode 10 bulan tahun ini mencapai 747.2 juta ton atau melampaui target awal di angka 710 jt ton.

Peningkatan konsumsi batubara dalam negeri juga terlihat dari adanya peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) tahun 2023 yang sebesar 213 juta ton, meningkat dari target sebelumnya sebesar 177 juta ton. Sedangkan untuk tahun ini Kementerian ESDM memprediksi kebutuhan batubara meningkat 3,18% atau menyentuh angka 220 juta ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×