kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mimpi Lion bikin bandara di Lebak kandas


Senin, 16 November 2015 / 10:23 WIB
Mimpi Lion bikin bandara di Lebak kandas


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Kandas sudah mimpi Lion Group bersama PT Maja Raya membangun bandar udara (bandara) di Lebak, Banten. Setelah menempuh proses perizinan cukup lama, Kementerian Perhubungan Ignasius (Kemhub) resmi menolak rencana itu.

Menanggapi penolakan pemerintah, Lion Group terkesan tak cemas. Maklum, maskapai penerbangan milik salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rusdi Kirana itu, mengaku belum keluar duit investasi sepeser pun.

Chief Executive Officer Lion Group Edward Sirait lebih mempersoalkan tudingan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. "Rusdi Kirana merasa keberatan dengan pernyataan Menteri Perhubungan yang mengatakan apabila Rusdi Kirana menjadi Menteri Perhubungan, silakan menutup Bandara Budiarto", ujar Edward dalam pernyataan tertulis, Jumat (13/11).

Lion Group berdalih, tak pernah merekomendasikan penutupan Sekolah Penerbangan Tinggi Indonesia di Bandara Budiarto. Sebaliknya, mereka hanya membeberkan hasil rekomendasi dari konsultan yang menyatakan bahwa pembangunan bandara Lebak tak harus menutup Bandara Curug. Dengan catatan, ada pengaturan pemanfaatan ruang udara bersama.

Berbeda dengan Lion Group, mitra bisnisnya, Maja Raya kebakaran jenggot atas penolakan pembangunan bandara Lebak. Pasalnya, perusahaan itu hampir menyelesaikan semua pekerjaan pembebasan lahan. Dari total kebutuhan lahan 2.000 hektare (ha), mereka sudah membebaskan 1.700 ha.

Total nilai investasi yang sudah Maja Raya kucurkan Rp 500 miliar. "Kami dirugiin kalau enggak jadi," tandas Ishak, Direktur Utama PT Maja Raya Indah Semesta kepada KONTAN, Minggu (15/11).

Perlu diketahui, model kerjasama Lion Group dan Maja Raya adalah berbagi peran. Maja Raya bertanggung jawab membebaskan lahan, sedangkan Lion Group bertanggung jawab dalam hal mengurus perizinan pembangunan.

Tak cuma rugi duit, Maja Raya mengklaim sudah kadung meneken komitmen kerjasama dengan sejumlah investor  dari Prancis dan Malaysia. Mitra bisnis mereka telah menyatakan kesediaan untuk ikut mendanai kebutuhan biaya, mulai dari pembanguna bandara Lebak hingga penyediaan bahan bakar.

Malah, investor asal Malaysia sudah mengunjungi pemerintah daerah Provinsi Banten. "Sudah ketemu sama Gubernur Banten Pak Rano Karno," beber Ishak.

Informasi saja, Kemhub  melalui Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo mengumumkan penolakan pembangunan bandara Lebak pada Jumat (13/11). Dasar keputusan itu adalah karena area udara yang diajukan untuk bandara Lebak tak memenuhi syarat karena bersinggungan dengan area udara Bandara Budiarto di Curug. "Kalau mau kami sudah usulkan di Karawang, ujar Suprasetyo.

Sebelumnya, manajemen Lion Group menghitung pengembangan bandara di Balaraja, Lebak membutuhkan dana Rp 10 triliun. Mereka ingin mengisi bandara itu dengan area bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×