Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
"Kami merencanakan bangun solar park, seperti yang ada di Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Portugal, dan Arab Saudi. Satu hamparan besar isinya solar panel saja," jelasnya dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM seperti dikutip Kontan.co.id, Sabtu (16/1).
Nantinya, lokasi pengembangan solar park akan dipusatkan di Indonesia Timur dengan memanfaatkan wilayah-wilayah yang kering, memiliki radiasi sinar matahari yang bagus, dan cerah hujan rendah. "Makin ke timur, khususnya di daerah-daerah yang kering, sinar matahari bagus, jarang hujan," ungkap Dadan.
Rencana pengembangan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan jumlah PLTS secara masif. Kementerian ESDM mencanangkan target peningkatan kapasitas PLTS mencapai 17.687 Mega Watt (MW) pada tahun 2035.
Baca Juga: Pertamina dan Adnoc teken kerjasama untuk jamin pasokan LPG
Sementara itu, Kementerian ESDM mengungkapkan potensi teoritis energi surya di Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 66 GW.
"Potensi energi surya di Nusa Tenggara Timur sangat besar dengan tingkat radiasi tinggi, curah hujan jarang jadi kalau kita lihat potensi teoritis bisa 66 ribu MW," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam diskusi virtual, Rabu (3/3).
Arifin menjelaskan, dari total potensi 66 GW maka potensi teknis energi surya mencapai hampir 10 GW atau sekitar 9,9 GW. Arifin memastikan pengembangan PLTS memang bakal jadi tumpuan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) beberapa tahun ke depan. "Kita fokus dengan PLTS karena sekarang bisa ditawarkan dengan harga murah terutama PLTS yang hybrid dengan PLTA," jelas Arifin.
Selanjutnya: Pertamina Hulu Rokan siap tuntaskan 113 perizinan alih transisi Rokan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News