Reporter: Yudho Winarto | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perusahaan kontraktor blok Merangi, PT Sele Raya Merangin Dua kini tengah meradang. Pasalnya, pipa penyaluran minyak miliknya terkena illegal tapping alias ada aktivitas pencurian minyak mentah oleh pelaku yang belum diketahui.
"Illegal pipa tapping ini cara melakukan penggalian dari dalam tanah, lalu lapisan pelindung dengan pipanya di gergaji, kemudian pipa dilubangi sepanjang 2 cm kemudian minyak dicuri," kata Presiden Sele Raya, Juchiro Tampi, di Jakarta Senin (18/2).
Akibat illegal tapping ini, estimasi kebocoran minyak mentah milik perusahaan mencapai 299 liter, dimana telah dilakukan oil spill recovery sebesar 290 liter. Juchiro menduga ada upaya sabotase terkait kasus ini.
"Ini sabotase oleh oknum tertentu yang dilakukan sejak tertanggal 12 Februari," katanya. Pipa yang dilubangi oleh pelaku kriminal itu mengalir minyak mentah dari Lapangan Tampi ke floating storage yang berada di Desa Pauh Kabupaten Musi Rawa (Mura), Sumatera Selatan.
Namun sayangnya, Juchiro enggan menjelaskan oknum yang dimaksud yang dimaksud tersebut. Pihak menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. "Kami sudah melaporkan ke Polsek Bingin Teluk dan kami sudah menjalin kerja sama dengan SKK Migas," paparnya.
Juchiro berharap, pelaku segera dapat ditindak dan bertanggungjawab atas perbuatannya. Asal tahu saja, Sele Raya berdiri pada tahun 1971. Perusahaan tersebut kini mengelola tiga blok migas, yakni di Merangin II dan Blok Belida di Sumatera Selatan, dan Blok Blora di Pati, Jawa Tengah.
Saat ini yang sudah berproduksi Merangin II. Sementara Blok Belida dan Blok Blora belum berproduksi dan masih dilakukan eksplorasi untuk mengetahui cadangan minyaknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News