Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan konsumer otomotif dan transportasi, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk membukan pertumbuhan kinerja pendapatan sekitar 5,81% secara tahunan alias year-on-year (yoy). Sepanjang tahun 2019 lalu.
Emiten berkode saham MPMX tersebut membukukan pendapatan neto sebesar Rp 16,81 triliun. Sebelumnya, pendapatan neto MPMX tercatat sebesar Rp 15,89 triliun pada periode sama tahun 2018.
Baca Juga: Antisipasi Wabah Berkepanjangan, Mitra Pinasthika Buka Opsi Revisi Target
Secara terperinci, pendapatan neto MPMX di tahun 2019 terdiri atas penjualan neto kendaraan bermotor roda dua dan empat beserta suku cadangnya ke pihak ketiga sebesar Rp 15,43 triliun, penjualan minyak pelumas ke pihak ketiga sebesar Rp 235,99 miliar, sewa kendaraan sebesar Rp 897,62 miliar, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 247,42 miliar.
Pertumbuhan pada pendapatan neto di tahun 2019 didorong oleh pertumbuhan penjualan neto sekitar 6,50% yoy pada segmen kendaraan bermotor roda dua dan empat beserta suku cadangnya serta kenaikan pendapatan neto lain-lain sebesar 15% yoy.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, MPMX mencatatkan kenaikan pada beban pokok penjualan sekitar 4,48% yoy dari semula sebesar Rp 14,74 triliun di tauh 2018 menjadi Rp 15,40 triliun pada tahun 2019 lalu.
Meski begitu, MPMX masih berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bruto sekitar 22,88% yoy menjadi Rp 1,41 triliun di tahun 2019. Sebelumnya, laba bruto MPMX tercatat sebesar Rp 1,15 triliun pada periode sama tahun 2018.
Baca Juga: Ada wabah virus corona, bisnis Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) masih berjalan normal
Setelah dikurangi beban usaha, beban keuangan, beban pajak penghasilan dan lain-lain, MPMX berhasil mengantongi laba neto dari operasi yang dilanjutkan sebesar Rp 502,56 miliar di tahun 2019. Angka ini melesat sekitar 975,44% yoy dibanding neto dari operasi yang dilanjutkan pada periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 46,73 miliar.
Namun demikian, MPMX harus menanggung rugi neto dari operasi yang dihentikan sebesar Rp 36,32 miliar. Hal ini dikarenakan MPMX menghentikan operasi komersial lima entitas anak usaha. Dalam laporan keuangan tahun 2019, MPMX menjelaskan bahwa langkah tersebut diambil karena pertimbangan alasan keputusan bisnis semata.
Alhasil, MPMX membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 433,06 miliar atau menyusut sekitar 88,16% yoy dibanding laba bersih pada periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 3,66 triliun.
Meski begitu, dalam keterangan tertulis, manajemen MPMX menegaskan bahwa penurunan pada sisi laba bersih lebih terjadi lantaran MPMX mendapatkan keuntungan luar biasa dari divestasi bisnis pelumas pada tahun 2018.
Baca Juga: Mitra Pinasthika (MPMX) bidik pertumbuhan pendapatan dan laba 5%-10% tahun ini
Menurut manajemen, apabila keuntungan luar biasa tersebut tidak diperhitungkan dalam perhitungan laba bersih, maka laba bersih sebesar Rp 433,66 miliar yang dibukukan oleh MPMX di tahun 2019 bisa dikatakan sebagai laba tertinggi MPMX selama lima tahun terakhir.
“Fokus kami untuk untuk memperhatikan portofolio Perseroan dengan sangat cermat dan mengambil beberapa langkah penting yaitu restrukturisasi dan perampingan beberapa bisnis yang tidak menguntungkan di tahun 2018 telah terbayarkan dan membuat kemajuan nyata, ditandai dengan meningkatnya keseluruhan profitabilitas Perseroan,” jelas Group Chief Executive Officer MPMX, Suwito Mawarwati dalam keterangan tertulisnya.
MPMX menegaskan bahwa ke depannya MPMX akan terus memperkuat lini bisnis yang ada saat ini serta terus mencari peluang merger dan akuisisi di industri transportasi untuk mengembangkan bisnis secara non organik.
Melansir laporan keuangan tahun 2019, MPMX tercatat memiliki total aset sebesar Rp 9,56 triliun per 31 Desember 2019 lalu. Angka ini terdiri atas ekuitas sebesar Rp 7,26 triliun dan liabilitas sebesar Rp 2,29 triliun.
Sementara itu, kas dan setara kas akhir tahun MPMX tercatat sebesar Rp 1,82 triliun per 31 Desember 2019 lalu. Angka ini turun sekitar 54,63% dibanding kas dan setara kas awal tahun yang tercatat sebesar Rp 4,03 triliun berdasarkan laporan keuangan tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News